Jumat 07 Jul 2023 09:46 WIB

Dolar AS Melemah Meski Data Tenaga Kerja dan Sektor Jasa Solid

Hal ini meningkatkan peluang Federal Reserve akan menaikkan suku bunga.

 Mata uang Inggris dan AS ditampilkan di atas meja.
Foto: EPA-EFE/TOLGA AKMEN
Mata uang Inggris dan AS ditampilkan di atas meja.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat 7/7/2023 pagi WIB), karena gagal mengalahkan resistensi meskipun pasar tenaga kerja dan sektor jasa-jasa tetap solid. Hal ini meningkatkan peluang Federal Reserve akan menaikkan suku bunga akhir bulan ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,20 persen menjadi 103,1636 pada akhir perdagangan.

Baca Juga

Data yang diterbitkan oleh Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan pekerjaan sektor swasta di Amerika Serikat naik 497 ribu pada Juni, jauh lebih tinggi dari perkiraan konsensus 235 ribu dan 267 ribu pada bulan sebelumnya.

Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa AS meningkat menjadi 53,9 pada Juni, naik dari 50,3 pada Mei, dan indeks ketenagakerjaan naik menjadi 53,1 dari 49,2, menunjukkan peningkatan gaji sektor jasa-jasa, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis (6/7/2023).

Namun, jumlah lowongan pekerjaan pada Mei mencapai 9,8 juta, yang berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 9,93 juta, menurut Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) yang diluncurkan pada Kamis (6/7/2023).

Sementara itu, orang Amerika secara sukarela meninggalkan empat juta pekerjaan pada Mei, kata Departemen Tenaga Kerja Kamis (6/7/2023). Itu menandai penurunan sekitar 500 ribu dari 4,5 juta pada November 2021, tingkat tertinggi dalam catatan Departemen Tenaga Kerja sejak tahun 2000. Perlambatan kepergian secara sukarela dapat mengindikasikan pelunakan pasar tenaga kerja jika itu mencerminkan permintaan pelonggaran pemberi kerja untuk pekerja, kata ekonom.

"Ada banyak ketidakpastian saat ini dalam hal seberapa kuat ekonomi dan apa yang mungkin harus dilakukan The Fed untuk mencoba mengatasi tekanan inflasi," kata Direktur Penelitian Manajemen Kekayaan di D.A. Davidson, James Raham.

Dolar melemah setelah rebound singkat di pagi hari. Indeks dolar AS melanjutkan upayanya untuk menetap di atas resistensi di 103,25 hingga 103,45 karena para pedagang bereaksi terhadap laporan ekonomi dari Amerika Serikat, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,0881 dolar AS dari 1,0853 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2741 dolar AS dari 1,2694 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 144,1270 yen Jepang, lebih rendah dari 144,6680 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8959 franc Swiss dari 0,8989 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3353 dolar Kanada dari 1,3280 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,9443 krona Swedia dari 10,9464 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement