Rabu 03 May 2023 14:01 WIB

Nilai Mata Uang Kian Parah, Presiden Argentina Gandeng Brasil Kurangi Gunakan Dolar AS

Perekonomian Argentina sangat rapuh setelah penurunan nilai peso di pasar keuangan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Argentina Alberto Fernandez dan mitranya dari Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, pada Selasa (2/5/2023).
Foto: AP/Andre Penner
Presiden Argentina Alberto Fernandez dan mitranya dari Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, pada Selasa (2/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Argentina Alberto Fernández dan mitranya dari Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, pada Selasa (2/5/2023), berjanji untuk terus bekerja untuk menghasilkan sebuah mekanisme yang akan memungkinkan mereka untuk menghindari penggunaan dolar AS dalam perdagangan antara kedua negara bertetangga ini.

Perekonomian Argentina kini terlihat sangat rapuh setelah penurunan nilai peso di pasar keuangan yang menyebabkan devaluasi tajam mata uang lokal akhir bulan lalu. Ditambah pengurasan dolar AS dari cadangan bank sentral yang sebagian disebabkan oleh kekeringan parah yang memangkas ekspor.

Baca Juga

Ada banyak antisipasi yang dilakukan, pada Selasa bahwa kedua negara akan meluncurkan sebuah mekanisme yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Argentina untuk melanjutkan perdagangan dengan Brazil tanpa menguras dolar yang berharga dari cadangan negara. Namun setelah pertemuan selama hampir empat jam, kedua presiden menjelaskan bahwa mereka masih menyempurnakan rinciannya.

"Pertemuan ini berlangsung lama, sulit dan kami akan melakukan lebih banyak pertemuan lagi," kata Lula bersama Fernández ketika kedua presiden berhaluan kiri ini berbicara kepada pers. 

"Saya telah membuat komitmen kepada teman saya Alberto Fernández bahwa saya akan melakukan setiap pengorbanan agar kami dapat membantu Argentina di saat-saat yang sulit ini."

Rencana yang diusulkan ini melibatkan jalur kredit untuk membiayai perusahaan-perusahaan Brasil yang mengekspor ke Argentina dengan tujuan untuk menghindari penggunaan dolar, kata sekretaris eksekutif kementerian keuangan, Gabriel Galípolo.

Pada hari Selasa pagi, Menteri Keuangan Fernando Haddad mengatakan kepada para wartawan bahwa kedua pemerintah sedang mempelajari kemungkinan jaminan agar pemerintah Brasil dapat menyediakan pembiayaan tersebut.

"Mereka telah membuat keputusan untuk membantu memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Brasil terus mengekspor ke Argentina dan mereka telah meminta kami untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah, yang telah kami lakukan, dan berkaitan dengan jaminan-jaminan yang diperlukan," ujar Fernández, seraya menambahkan bahwa para pejabat Kementerian Perekonomian akan bertemu dengan para pejabat dari Brasil minggu depan untuk menyempurnakan rinciannya.

"Sekarang yang harus kita lakukan adalah menemukan poin-poin kesepakatan ini ... untuk menjalankan kredit-kredit yang menjamin produksi perusahaan-perusahaan Brasil yang mengekspor ke Argentina," kata presiden Argentina itu.

Brasil adalah mitra dagang terbesar Argentina dan kesepakatan ini dapat memberikan ruang bernafas bagi Argentina pada saat negara ini mengalami kekurangan dolar.

Argentina mencapai kesepakatan dengan Cina yang memungkinkan perusahaan-perusahaannya untuk membayar impor Cina dengan Yuan. Lula, pada bagiannya, memuji kesepakatan antara Brasil dan RRT untuk menggunakan yuan dalam perdagangan bilateral mereka ketika berada di Shanghai bulan lalu, sementara juga menyindir dominasi dolar dalam perdagangan internasional dan Dana Moneter Internasional.

"Kami tidak sedang berdiskusi untuk membantu Argentina," kata Lula. 

"Kami perlu membantu perusahaan-perusahaan Brasil yang mengekspor ke Argentina dan membiayai ekspor Brasil, seperti yang dilakukan oleh Cina terhadap produk-produk Cina."

Lula juga mengatakan bahwa ia sedang dalam pembicaraan dengan Cina untuk mengubah peraturan BRICS - kelompok negara-negara yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan - untuk membantu negara-negara yang tidak menjadi bagian dari kelompok tersebut, termasuk Argentina.

Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa mengatakan negaranya sedang menegosiasikan kembali aspek-aspek perjanjian yang ditandatangani dengan IMF pada 2022, untuk merestrukturisasi sekitar 44 miliar dolar AS utang yang diambil oleh pemerintah kanan-tengah pendahulu Fernández, Mauricio Macri.

"Kami sedang menegosiasikan kembali program yang telah kami sepakati dengan IMF... karena kondisinya memang telah berubah," ujar Fernández, mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina dan kekeringan. Lula mengatakan bahwa Brazil juga akan bernegosiasi dengan IMF atas nama Argentina

Kunjungan Fernández ke Brasil dilakukan beberapa minggu setelah ia mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilihan umum bulan Oktober ini. Dia bergabung dengan Massa dan duta besar Argentina untuk Brasil, Daniel Scioli, yang keduanya dianggap sebagai pesaing untuk menjadi presiden.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement