REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Integrasi GoTo disebut berdampak positif terhadap kesejahteraan mitra usaha terutama Gojek dan GoTo Finansial. Berdasarkan hasil riset LPEM FEB UI, pendapatan mitra usaha meningkat hingga lima persen setelah integrasi.
"Di tengah kembalinya masyarakat ke transaksi offline, GoTo masih mampun mendorong pendapatan mitra usaha," jelas Peneliti LPEM FEB UI Prani Sastiono dihadapan media, Selasa (20/6/2023).
Mitra yang bergabung sebelum integrasi atau mitra lama mengalami kenaikan pendapatan dari Rp 4,91 juta di 2021 menjadi Rp 5,12 juta di 2022 per bulan. Selain itu, ada penciptaan pendapatan bagi mitra baru dengan rata-rata sebesar Rp 4,70 juta pada 2022.
Pendapatan penjual tokopedia secara keseluruhan juga tetap konsisten. Penjual tokopedia lama mengalami peningkatan pendapatan dari Rp 10,4 juta menjadi Rp 10,7 juta di 2022. Lalu terdapat pendapatan sebesar Rp 7,86 juta dari penjual baru tokopedia.
"Kenapa yang baru masih rendah? Karena mereka harus membangun kepercayaan dari pelanggan," kata Prani.
Peningkatan pendapatan juga dialami oleh mitra GoSend Sameday. Sebelum merger di 2021, mitra pengemudi GoSend Sameday memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp 5 juta. Kemudian pada 2022 pendapatan meningkat jadi Rp 5,1 juta. Sedangkan potensi pendapatan dari mitra pengemudi baru sebesar Rp 4,9 juta.
Dampak dari penggabungan perusahaan diperoleh dari hasil survei pendapatan mitra driver dan mitra UMKM yang dilakukan pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023 dengan distribusi sampel yang mencerminkan populasi mitra GoTo.
Survei dilakukan pada mitra driver GoTo dengan total sampel sebanyak 3.814 orang dari delapan wilayah kerja di Indonesia yang mencakup beberapa kota besar. Sementara, survei pada mitra UMKM Gojek dilakukan dengan total sampel sebanyak 3.615 orang.
Survei pada mitra UMKM Tokopedia dilakukan pada bulan Januari 2023 dengan total sampel sebanyak 1.496 orang yang berasal dari seluruh Indonesia, namun distribusi sampel masih terfokus di Pulau Jawa.