REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan peluang masuk ke pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan nasional masih terbuka lebar.
Menurut Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur, hal itu karena maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar pada produk mebel dan kerajinan nasional. "Meskipun, kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, ternyata permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh," kata Abdul Sobur melalui keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (18/6/2023).
Saat ini, lanjutnya, di sela Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) HIMKI di Solo, Jawa Tengah pada 16-17 Juni 2023, China masih memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.
Dengan demikian, menurut dia, sebenarnya peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka. Abdul Sobur menambahkan, sampai saat ini pasar AS dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional. Namun demikian, Indonesia harus terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru.
Apalagi, tambahnya, kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa). Sebab, kawasan terbut mengalami inflasi yang cukup besar.
"Untuk mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalkan emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya," kata dia.
Mengutip data BPS, Abdul Sobur mengungkapkan, ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia selama Januari-Maret 2023 senilai 658,85 juta dolar AS atau turun 34,6 persen dibandingkan periode yang sama 2022 mencapai 1,01 miliar dolar AS. AS masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan berkontribusi sebesar 53,76 persen diikuti oleh Jepang 6,41 persen, Belanda 4,12 persen, dan Jerman 3,53 persen.
Sementara itu terkait target ekspor produk mebel dan kerajinan nasional pada 2024, dia menyebutkan pemerintah menetapkan senilai 5 miliar dolar AS. Pada 2021, realisasi ekspor mencapai 3,47 miliar dolar AS, sehingga dalam sisa tahun ke depan untuk mencapai 5 miliar dolar AS pada 2024, maka pertumbuhan yang harus dicapai adalah rata-rata 13,41 persen per tahun.