Kamis 25 Nov 2021 20:17 WIB

Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Bisa Rajai Asean

Industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara.

Perajin menyelesaikan pembuatan kursi rotan di Desa Bodesari, Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menilai, industri mebel dan kerajinan Indonesia berpotensi memimpin di kawasan ASEAN jika dikelola secara baik.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi rotan di Desa Bodesari, Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menilai, industri mebel dan kerajinan Indonesia berpotensi memimpin di kawasan ASEAN jika dikelola secara baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur mengatakan, industri mebel dan kerajinan Indonesia berpotensi memimpin di kawasan ASEAN jika dikelola secara baik.

"Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini bisa menjadi industri yang tangguh," kata Sobur lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (25/11).

Baca Juga

Sobur menyampaikan, industri mebel dan kerajinan sangat penting sebagai bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi tengah terhimpit, salah satunya karena dampak pandemi Covid-19. Industri mebel dan kerajinan, lanjut Sobur, bisa menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja.

"Sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis. Industri ini kuat karena didukung oleh kandungan lokal yang cukup besar," ujar Sobur.

Ekspor mebel dan kerajinan Indonesia mencatat kinerja positif di tengah pandemi global, dengan lonjakan ekspor sebesar 35,41 persen pada semester I tahun ini, terutama ke pasar Amerika Serikat (AS). Pada semester I 2021 ekspor mebel dan kerajinan mencapai 1,687 miliar dolar AS, naik 35,41 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 1,246 miliar dolar AS. Kenaikan ekspor terbesar pada produk mebel sebesar 39,98 persen dan produk kerajinan naik 24,87 persen.

Naiknya permintaan dari AS itu merupakan pengaruh positif dari kebijakan stimulus fiskal di negara tersebut, yang mendongkrak pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan untuk semua barang.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement