Selasa 06 Jun 2023 12:31 WIB

Bertemu Mazda dan Fuso, Menperin Minta Dukungan Percepatan EV

Menperin membahas komitmen investasi yang rencananya akan dimulai pada 2024.

Mitsubishi Fuso. Menperin melakukan pertemuan dengan pembuat mobil Fuso dan Mazda di Jepang.
Foto: Republika/Eric
Mitsubishi Fuso. Menperin melakukan pertemuan dengan pembuat mobil Fuso dan Mazda di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta dukungan percepatan program kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dalam pertemuannya dengan dua perusahaan otomotif, yaitu Mazda Motor Corporation dan Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation. Pertemuan dilakukan di Tokyo, Jepang, Senin (5/6/2023) dalam rangkaian lawatan Menperin ke Negeri Sakura pada 5-7 Juni 2023.

"Dalam dua pertemuan tersebut, kami membahas amplifikasi kerja sama bidang otomotif yang lebih luas. Bersama Mazda, kami membahas komitmen investasi perusahaan tersebut yang rencananya akan mulai dilakukan tahun 2024 mendatang," kata Menperin dalam keterangan di Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga

Kemenperin, lanjut Agus, juga mengapresiasi rencana investasi Mazda di Indonesia sekaligus memastikan rencana produksi Mazda di Indonesia, serta mendorong agar Mazda menjadikan Indonesia sebagai basis produksi di wilayah ASEAN dan Australia.

Mazda memiliki pangsa pasar tinggi di Australia. Pada tahun 2022, penjualan Mazda di Australia sebesar 95.718 unit, tertinggi kedua setelah Toyota. 

Produk Mazda yang diterima di Australia di antaranya CX-5 (27.062 unit), BT-50 (12.937 unit), dan Mazda CX-3 (11.907 unit) yang sebagian besar diimpor dari Thailand.

Menperin juga berharap Mazda dapat berpartisipasi dalam program percepatan Electric Vehicle (EV) di Indonesia. "Kami mengharapkan Mazda dapat mempertimbangkan produk Mazda MX-30 (EV) sebagai salah satu line-up yang diproduksi di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan Mitsubishi FusoTruck and Bus Corporation, dibahas mengenai elektrifikasi kendaraan yang diproduksi prinsipal otomotif spesialis kendaraan niaga tersebut.

Menperin juga memberikan apresiasi atas rencana elektrifikasi Fuso di Indonesia. Saat ini, Fuso telah mulai melakukan Proof of Concept (PoC) di Indonesia dengan tujuan memperkenalkan eCanter ke Indonesia di masa mendatang.

"Kami mendukung upaya Fuso untuk memperkenalkan kendaraan niaga dengan teknologi elektrifikasi di Indonesia," ungkap Agus.

Pada pertemuan tersebut, Menperin juga terus berupaya mendorong agar Fuso dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri pada proses perakitan, menambah lini produk maupun jenis kendaraan yang diproduksi di Indonesia, serta menjajaki pasar ekspor terutama ke negara-negara ASEAN serta Australia. Terlebih, Australia saat ini tidak memiliki industri otomotif.

Penjualan Fuso di Australia pada tahun 2021 sebesar 4.196 unit (1.452 unit medium duty dan 2.744 unit light duty) dan pada tahun 2022 sebesar 4.219 unit (1.318 unit medium duty dan 2.901 unit light duty) yang diimpor dari Jepang.

Menperin menambahkan bahwa pasar commercial vehicle di ASEAN dan Australia sangat besar. Pada tahun 2022 penjualan kendaraan jenis tersebut di ASEAN mencapai 1.212.885 unit dan di Australia sebesar 303.741 unit.

Menperin juga menekankan, Pemerintah Indonesia terus mendorong komitmen para pelaku industri otomotif asal Jepang untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik berupa suku cadang maupun komponen dalam proses manufaktur.

"Dengan begitu, industri otomotif bisa memperoleh insentif yang akan mendukung aktivitas bisnisnya di Indonesia," ujar Menperin.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement