Selasa 06 Jun 2023 12:23 WIB

Jurus YIA Tarik Lebih Banyak Penumpang Tahun Ini

YIA tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah maskapai luar negeri.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Calon penumpang menuju ruang tunggu keberangkatan di Bandara Internasional Yogyakarta, Senin (6/2/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Calon penumpang menuju ruang tunggu keberangkatan di Bandara Internasional Yogyakarta, Senin (6/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyiapkan sejumlah langkah dalam meningkatkan pertumbuhan penumpang untuk tahun ini. Pejabat Pengganti Sementara (PGS) General Manager YIA Bambang Triyono mengatakan YIA yang berada di bawah PT Angkasa Pura I (AP I) mendapat dukungan besar dari holding BUMN pariwisata dan pendukung atau InJourney untuk meningkatkan potensi dalam menarik kunjungan wisatawan. 

AP I sendiri merupakan satu dari sejumlah BUMN yang bergabung dalam ekosistem InJourney. Bambang menilai sinergitas BUMN-BUMN dengan fokus yang sama di pariwisata akan memberikan dampak yang positif bagi YIA.

Baca Juga

"Kemarin ada acara Waisak, Run oleh Hotel Ambarukmo, nanti ada Mandiri Run di Prambanan yang 60 persen peserta dari luar Pulau Jawa," ujar Bambang di YIA, Kulon Progo, DIY, Senin (5/6/2023).

Selain itu, Bambang mengatakan YIA juga tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah maskapai luar negeri seperti Thailand, Korea Selatan, Cina, hingga Turki untuk membuka penerbangan langsung ke YIA. Bambang mengatakan YIA yang memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar landasan pacu sebesar 75 meter merupakan salah satu bandara selain di Bali yang bisa didarati pesawat terbesar seperti A380.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Turkish Airlines untuk bisa mendarat di YIA. Harapannya bisa transit di YIa sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia," lanjut Bambang. 

Bambang menyampaikan upaya ini juga memerlukan dukungan pemda. Bambang mengatakan kerja sama dalam bentuk sister city antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Pemerintah Kota Shanghai serta Pemda Magelang dengan salah satu kota di Cina juga membuka potensi untuk adanya penerbangan langsung ke YIA.

Dalam pembicaraan dengan manajemen YIA pada bulan lalu, Bambang mengatakan, Konsulat Jenderal Cina di Surabaya menyebut Yogyakarta sebagai salah satu tujuan wisata dr masyarakat Cina. Masyarakat Cina, lanjut Bambang, pun berharap bisa terbang langsung ke YIA karena biayanya menjadi lebih murah dan lebih cepat.

"Sudah ada pembicaraan, tapi business to business dari pengusaha Cina memang penjajakan untuk ekspor dan impor. Mungkin kalau itu sudah jalan nanti ada dampaknya ke peningkatan penumpang," ucap Bambang.

Dengan daya tampung penumpang hingga 25 ribu orang dalam satu jam atau 45 juta orang dalam satu tahun, Bambang menilai YIA siap menjadi destinasi bagi pembukaan rute baru maskapai domestik maupun internasional. Bambang menyebut YIA juga sudah bekerja sama dengan Lion Air Group untuk penerbangan umrah.

"Rencananya kan ada pengurangan bandara-bandara internasional. Nah ini hal yang juga membuat kami tetap optimistis karena YIA tetap menjadi pintu masuk penerbangan internasional," sambung Bambang. 

Bambang mengatakan pengembangan ekonomi yang masif di luar Pulau Jawa juga memberikan dampak positif. Bambang mencatat pertumbuhan penumpang ke Kalimantan atau Sulawesi mengalami tren yang terus meningkat.

"Dengan rencana pada 2024, di IKN melaksanakan 17 Agustus, memang sekarang dominan ke Kalimantan dan Sulawesi, ada peningkatan, terlebih saat lebaran itu penerbangan tambahan ke Kalimantan dan Sualwesi hingga tiga kali dalam satu hari," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement