REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran BNI Java Jazz Festival 2023 berpotensi mendorong geliat ekonomi kreatif nasional serta sektor turunan. Hal ini diharap mampu menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.
Senior Analis Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan, gelaran konser musik yang saat ini tengah marak diselenggarakan di Indonesia seperti BNI Java Jazz Festival 2023 mampu memberikan multiplier effect bagi banyak sektor ekonomi.
"Konser musik akan berimbas kepasa tingkat hunian hotel, penjulanan produk UMKM, menchandise, dan banyak lagi sektor lainnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, konser musik yang berhasil mendatangkan banyak musisi mancanegara menurutnya juga akan berimbas pada branding Indonesia dan Jakarta.
Seperti BNI Java Jazz Festival 2023 yang menghadirkan banyak nama musisi terkenal seperti Stephen Sanchez, Stacey Ryan, Cory Wong, Laufey, dan lainnya. "Konser semacam ini sangat bagus sebagai instrumen untuk branding, terutama city branding, seperti Jakarta. Banyak musisi yang punya kriteria tertentu untuk kota atau negara yang ingin mereka singgahi," kata Ronny.
Menurutnya, konser semacam ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan citra dan meningkatkan awarness publik internasional atas Indonesia dan Jakarta. Sehingga pada ujungnya juga akan berdampak positif untuk sektor pariwisata dan investasi.
Senada, Direktur Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyatakan bahwa dampak berganda dari maraknya penyelenggaraan konser seperti BNI Java Jazz Festival 2023 cukup positif menggerakan berbagai sektor ekonomi.
"Mulai dari MICE, jasa Event Organizer, periklanan, ticketing, jasa transportasi, telekomunikasi, industri makanan minuman, hingga UMKM di sekitar lokasi konser. Sementara itu, dampak ke pendapatan daerah akan lumayan besar," kata Bhima, dalam siaran persnya.