REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Unit van Mercedes-Benz mengatakan pada Selasa (16/5/2023) bahwa mereka merencanakan platform baru untuk van listriknya yang akan mengurangi biaya tetap sebesar 20 persen pada pertengahan dekade ini. Model listrik tersebut ditargetkan 50 persen dari penjualan van Mercedes pada tahun 2030.
“Van listrik harus menghasilkan 20 persen dari penjualan pada tahun 2026,” kata unit van Mercedes. Mercedes menambahkan mereka mengharapkan margin dua digit pada penjualan model nol-emisi pada akhir dekade ini.
Semua model van menengah dan besar baru akan didasarkan pada apa yang digambarkan Mercedes sebagai "arsitektur listrik yang inovatif, modular, dan dapat diskalakan" yang disebut VAN.EA.
Pembuat mobil legendaris tersebut memulai dengan terlambat mengembangkan van listrik komersial. Hal itu membuka pintu bagi pembuat kendaraan komersial listrik (ECV) lainnya untuk mengisi pasar, seperti merek Maxus dari China SAIC Motor Corp yang telah dilakukan di Eropa .
Permintaan pelanggan untuk van listrik telah meningkat dan diperkirakan akan melampaui pasokan untuk beberapa tahun mendatang.
Mercedes mengatakan melihat "potensi pertumbuhan yang signifikan" di Amerika Serikat untuk van besar komersial premium dan di China untuk van pribadi mewah.
Perusahaan mengharapkan penjualan online langsung melebihi 20 persen pada tahun 2026. Di Eropa, yang menyumbang 60 persen dari penjualan unit van, perusahaan mengharapkan lebih dari 75 persenpenjualan akan online pada saat itu.
Mercedes mengatakan akan mengurangi biaya tetap terutama melalui "proses perampingan dan digitalisasi", menargetkan pemotongan 20 persen pada pertengahan dekade ini dibandingkan dengan 2019.