Ahad 30 Apr 2023 15:26 WIB

Hyundai Pertimbangkan Mundur dari Rusia Usai Jual Pabriknya

Keputusan Hyundai mundur dari Rusi agak terlambat dibandingkan para pesaingnya.

Hyundai. Hyundai Motor sedang mempertimbangkan untuk mundur dari Rusia setelah menjual pabriknya di sana. Operasi pabrik Hyudari berhenti setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Foto: Reuters
Hyundai. Hyundai Motor sedang mempertimbangkan untuk mundur dari Rusia setelah menjual pabriknya di sana. Operasi pabrik Hyudari berhenti setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Hyundai Motor sedang mempertimbangkan untuk mundur dari Rusia setelah menjual pabriknya di sana. Operasi pabrik Hyudari berhenti setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Menurut laporan lokal, dikutip dari Korea Times, akhir pekan ini, Hyundai Motor baru-baru ini memutuskan untuk menjual dua pabriknya di Rusia dan sedang menunggu persetujuan akhir dari pemerintah Rusia. Namun, perusahaan tersebut diduga mencari prasyarat untuk dapat membeli kembali pabrik tersebut pada waktu yang ditentukan.

Baca Juga

"Keputusan Hyundai agak terlambat dibandingkan para pesaingnya yang sudah mundur dari sana beberapa waktu lalu. Jika mereka memasukkan syarat tersebut (membeli kembali pabrik) dalam perjanjian penjualan, mereka akan dapat membeli kembali dengan harga yang telah ditetapkan," kata seorang peneliti di Institut Teknologi Otomotif Korea, Lee Hang-koo.

Hyundai adalah importir utama di Rusia tetapi menghentikan produksinya pada Maret tahun lalu karena konflik Rusia-Ukraina. Karena pengadaan suku cadang inti, seperti semikonduktor, dilarang oleh sanksi internasional, operasi pabrik dihentikan dan sebagian besar dari 2.000 karyawan lokal keluar dari perusahaan.

Sebuah perusahaan yang berbasis di Kazakhstan dikabarkan mengakuisisi pabrik tersebut. Perusahaan telah setuju untuk mempekerjakan karyawan lokal dan saat ini terlibat dalam negosiasi akhir untuk penjualan tersebut.

"Perusahaan Hyundai ada di Kazakhstan dan saya yakin mereka menjualnya ke sana. Ada dua pabrikan mobil di sana, dan salah satunya merakit kendaraan Hyundai CKD (benar-benar dirobohkan) selama lebih dari 10 tahun," ungkap Lee.

"Jika mereka menjual (pabrik) ke perusahaan yang sama sekali tidak terkait, akan sulit untuk mendapatkan referensi di masa mendatang dan ketika menegosiasikan harga nanti. Mereka mungkin akan menjualnya dengan harga lebih rendah," kata Lee menambahkan.

Hyundai menolak mengomentari kemungkinan penjualan. "Kami sedang mempertimbangkan semua kemungkinan, tapi belum ada yang dikonfirmasi," kata seorang pejabat Hyundai Motor Group. 

Pabrik Hyundai di St Petersburg, Rusia, yang dibangun pada 2010, memproduksi 200 ribu kendaraan setiap tahunnya. Pada Desember 2020, Hyundai mengakuisisi pabrik General Motors di dekatnya dan memperluas kapasitas produksinya menjadi 300 ribu kendaraan.

Harga pasti penjualan belum dikonfirmasi. Namun, pengamat industri yakin Hyundai diperkirakan akan mengalami kerugian investasi satu triliun won (745,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 11 triliun) setelah penjualan selesai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement