Rabu 26 Apr 2023 16:57 WIB

Indonesia Dinilai Mampu Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

Revisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia modal kuat.

Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Ekonom dari Universitas Brawijaya Malang, JawaTimur, Nugroho Suryo Bintoro menilai Indonesia mampu menjadi penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN, saat memegang Keketuaan ASEAN 2023.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Ekonom dari Universitas Brawijaya Malang, JawaTimur, Nugroho Suryo Bintoro menilai Indonesia mampu menjadi penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN, saat memegang Keketuaan ASEAN 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ekonom dari Universitas Brawijaya Malang, JawaTimur, Nugroho Suryo Bintoro menilai Indonesia mampu menjadi penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN, saat memegang Keketuaan ASEAN 2023.

Dilansir Antara, Nugroho mengatakan, bahwa ada sejumlah hal yang menjadi kunci bagi Indonesia untuk mampu berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi ASEAN. "Indonesia harus bisa unggul sebagai penggerak percepatan pertumbuhan di ASEAN, ini yang menjadi menarik," kata Nugroho.

Baca Juga

Nugroho menjelaskan, peran Indonesia sebagai penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi itu seiring dengan proyeksi Bank Dunia, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 4,9 persen, lebih optimistis dibanding proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,8 persen.

Menurutnya, revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Bank Dunia tersebut, menjadi salah satu modal kuat dalam Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, terutama untuk merealisasikan tema besar ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

"Pandangan Bank Dunia sudah merevisi pertumbuhan Indonesia sebesar 0,1 persen, dari 4,8 menjadi 4,9 persen. Sebetulnya ini menjadi modal kuat dalam kepemimpinan Indonesia, terutama dalam merealisasikan tema besarnya," kata Nugroho.

Ia menambahkan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,3 persen pada 2022, mayoritas masih ditopang oleh kuatnya ekspor akibat dampak pelemahan impor. "Ini berarti, pada 2023, bentuk kerja sama dengan Asia Timur dan Asia Pasifik menjadi penting terutama untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia," kata dia.

Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjutnya, jumlah penduduk dengan usia produktif di Indonesia dan ASEAN cukup tinggi. Dengan kondisi tersebut, menjadi peluang yang cukup besar mengingat penduduk dengan usia produktif itu juga merupakan pasar yang besar.

"Yang menjadi keuntungan bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya adalah, jumlah penduduk usia muda yang produktif, sekaligus berfungsi sebagai pasar. Ini yang harus didorong terutama dari sisi literasi digital," kata Nugroho.

Pada 2023, Indonesia kembali memegang Keketuaan ASEAN untuk yang kelima kali dengan mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema tersebut bermakna, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Hal tersebut dikarenakan Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting, bagi negara kawasan dan dunia, baik peran sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement