REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trader saham yang sering menggunakan analisis teknikal dalam mengamati pergerakan harga saham sebuah emiten di pasar modal pasti tidak asing lagi dengan istilah breakout. Breakout merupakan sebuah momen yang terjadi ketika harga saham melewati batas atas atau level resistance maupun batas bawah atau level support.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani menjelaskan, jika pergerakan harga saham mengalami penguatan hingga menembus batas resistance (breakout) dapat mengindikasikan harga saham akan melanjutkan tren kenaikan yang lebih tinggi.
Breakout terdiri dari dua jenis, yaitu yakni true breakout dan false breakout. True breakout terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level dan tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally.
Jika diperhatikan menggunakan candlestick chart, true breakout akan terkonfirmasi ketika body dari candlestick tersebut melewati atau menembus level resistance maupun support dan diikuti oleh peningkatan volume.
False breakout atau breakout palsu terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level tertentu namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish). Kondisi tersebut juga dikenal dengan istilah patah tren.
Berbeda dengan true breakout, false breakout akan terkonfirmasi menggunakan candlestick chart saat bagian ekor candlestick menembus garis, namun tidak diikuti bagian body dari candlestick. “Bagian ekor menunjukkan tidak terjadinya peningkatan volume secara signifikan, sehingga dapat mengindikasikan false breakout,” katanya.
Contoh di atas menunjukkan harga berhasil menembus area resistance, namun kembali ke level support. Hal ini ditandai dengan naiknya harga tanpa diiringi dengan naiknya volume.
Mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk. Hal ini diakibatkan aksi ambil untung (profit taking) di area resistance sehingga tekanan jual yang tinggi membuat harganya turun.
"Agar terhindar dari risiko false breakout, trader harus melihat harga dalam time frame yang lebih panjang, analisis pergerakan harga dari waktu ke waktu, dan menggunakan indikator pembantu seperti MA, MACD, dan Stochastic," katanya.
Untuk menghindari pembelian saham di harga pucuk, berikut ini adalah tips untuk terhindar dari false breakout:
1. Mengetahui fundamental untuk melihat tren yang kuat di pasar saham
Ketika suatu saham sedang berada dalam tren yang kuat dan didukung oleh fundamental yang baik, maka potensi saham tersebut untuk breakout level resistance sangat besar. Berita tentang saham tertentu berpotensi mempengaruhi dan menggerakkan harga saham secara signifikan. Untuk memantau tren, trader dapat menggunakan layanan notifikasi berita trending saham di aplikasi Ajaib.
2. Gunakan candle untuk validasi breakout
Jika melihat ada potensi suatu saham mengalami breakout, sebaiknya trader sebaiknya menunggu hingga breakout tersebut terkonfirmasi valid dengan melihat bentuk candle ketika penutupan pasar. Trader dapat memanfaatkan fitur Advance Charting di aplikasi Ajaib untuk melihat indikator teknikal penting seperti, Moving Average (MA), Exponential Moving Average (EMA), dan Bollinger Band (BB).
Indikator tersebut berfungsi memberikan konfirmasi pergerakan tren dari suatu saham. Amati volume trading Breakout disertai dengan volume trading yang tinggi pertanda sebuah tren akan berlanjut. Begitupun sebaliknya, breakout yang terjadi pada saat volume perdagangan rendah, maka harga saham berpotensi mengalami pembalikan arah (false breakout).
4. Perhatikan Level Stop Loss dan Take Profit
Untuk mitigasi risiko trading dengan acuan breakout, trader dapat memasang Stop Loss tepat di titik support yang telah ditentukan. Stop Loss ini penting agar trader tidak mengalami kerugian yang terlalu besar jika harga saham mengalami breakout di level support. Begitupun jika Trader ingin mendapatkan keuntungan maksimal bisa menggunakan fitur di aplikasi Ajaib, yaitu Take Profit di level resistance yang telah ditentukan.