Senin 03 Apr 2023 22:50 WIB

Pembelian BBM Subsidi di Aceh 100 Persen Gunakan Kode QR

Pendistribusian BBM subsidi lebih termonitor, tepat sasaran, dan tepat volume.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pertamina memperluas uji coba transaksi BBM bersubsidi menggunaan QR Code Subsidi Tepat di Kota/Kabupaten di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, dan Papua.
Foto: Dok. Pertamina
Pertamina memperluas uji coba transaksi BBM bersubsidi menggunaan QR Code Subsidi Tepat di Kota/Kabupaten di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, dan Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengapresiasi masyarakat Aceh yang telah mendukung penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran melalui penggunaan kode QR. Lewat sistem tersebut, pendistribusian BBM subsidi lebih termonitor, tepat sasaran, dan tepat volume.

Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan, pihaknya mencatat hingga 28 Maret 2023, jumlah pendaftar yang sudah memiliki kode QR Subsidi Tepat di Aceh sebanyak 236.977 kendaraan. Jumlah itu terdiri atas 147.305 kendaraan konsumen Pertalite dan 89.672 kendaraan konsumen Biosolar.

Baca Juga

"Dari data kami, total pendaftar yang telah meregistrasikan kendaraannya dan mendapatkan kode QR Subsidi Tepat sebanyak 236.977 kendaraan di Aceh. Terima kasih atas sambutan baik dari masyarakat Aceh yang telah mendukung dan melakukan registrasi Program Subsidi Tepat," ujar Satria dalam keterangan resminya, Senin (3/4/2023).

Ia menjelaskan, program Subsidi Tepat bertujuan untuk mendata kendaraan yang menggunakan Pertalite dan Solar. Melalui pendataan, diharapkan penyaluran BBM bersubsidi dapat lebih termonitor dan mencegah kecurangan atau penyalahgunaan di lapangan. Sehingga, BBM subsidi tersalurkan bagi masyarakat yang memang berhak.

"Manfaat dari Program Subsidi Tepat ini, kita dapat memonitoring pergerakan transaksi Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dengan pemberlakuan program ini, kita dapat memantau kondisi stok dan jumlah transaksi BBM subsidi di SPBU," katanya.

Untuk transaksi pembelian Biosolar pada Maret ini mencapai lebih kurang 144.146 dan 152.460 transaksi untuk pembelian Pertalite. Semua transaksi pembelian BBM subsidi ini sudah menggunakan kode QR Subsidi Tepat.

"Semua transaksinya itu 100 persen sudah menggunakan kode QR. Jika kode QR hilang, rusak, atau dicuri maka masyarakat dapat melakukan reset kode QR. Tidak ada batasan reset kode QR," katanya.

Menurut Satria, ada dua wilayah yang tidak menggunakan QR Code Subsidi Tepat di Provinsi Aceh yaitu Pulau Simeulue dan Pulau Sabang. Hal ini disebabkan karena dua pulau tersebut termasuk pulau Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Selain itu, populasi mobil juga tidak terlalu banyak di Pulau Simeulue dan Pulau Sabang.

"Di Pulau Simeulue dan Sabang tidak diterapkan QR Code Subsidi Tepat karena wilayahnya kecil dan termasuk pulau 3T," katanya.

Sementara itu, Sales Area Manager Retail Pertamina Patra Niaga wilayah Aceh, Arwin Agustri Nugraha menyampaikan, sejak penerapan kode QR Subsidi Tepat, konsumsi harian BBM jenis Biosolar mengalami penurunan. Stok BBM subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga tercukupi dan aman.

Ia mencatat, konsumsi Biosolar pada Februari tahun ini lebih rendah bila dibandingkan dengan Desember tahun lalu. Dengan diterapkannya QR Code Subsidi Tepat, hampir tidak ada SPBU yang kritis stoknya karena jumlah stok selalu lebih besar dan menyesuaikan permintaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement