REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) secara resmi menjalin kemitraan dengan PT UOB Asset Management Indonesia (UOBAM Indonesia) dalam menyediakan solusi instrumen investasi untuk nasabah KB Bukopin melalui produk reksa dana.
Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong mengatakan kemitraan dengan UOBAM Indonesia diharapkan dapat memenuhi berbagai permintaan investor yang meningkat akan reksa dana.
Sekaligus, membantu investor dalam mendiversifikasi investasi secara lebih efektif untuk mencapai tujuan keuangan mereka, katanya. Tidak hanya itu, menurut dia, melalui kerja sama itu juga diharapkan dapat mendorong program literasi dan inklusi keuangan dari pemerintah melalui informasi pilihan produk investasi yang sesuai.
UOBAM Indonesia merupakan anak perusahaan dari UOB Asset Management, yang berkantor pusat di Singapura. UOBAM memiliki pengalaman pengelolaan dana lebih dari 35 tahun.
Hadir dalam peresmian kerja sama tersebut perwakilan dari KB Bukopin yaitu Robby Mondong, Deputy President Director; Helmi Fahrudin, Retail Business and Service Director; Zico Hernawan, Retail Product Division Head, dan I Gusti Ayu Nyoman Rai, Regional Head I. Sementara dari UOBAM Indonesia adalah Ari Adil, President Director UOBAM Indonesia yang didampingi oleh Widrawan Hindrawan, Chief Marketing Officer.
Sementara itu, President Director UOBAM Indonesia Ari Adil mengatakan UOBAM Indonesia mendorong keberlanjutan dengan menempatkan dampak environmental, social, dan corporate governance (ESG) sebagai landasan bisnis.
"Kami percaya dapat mencapai keuntungan dan tujuan dengan berinvestasi untuk masa depan," katanya.
Selaras dengan semangat kerja sama yang baru dijalin dengan KB Bukopin, UOBAM Indonesia akan menyediakan rangkaian produk yang sesuai dengan profil dan risk appetite dari nasabah KB Bukopin, katanya.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor pasar modal di Indonesia per Desember 2022 mencapai 10,3 juta investor atau naik sebesar 39 persen dibandingkan akhir 2021 sebesar 7,4 juta investor. Adapun kenaikan tersebut didorong dari investor reksa dana sebesar 9,6 juta investor pada 2022.