Jumat 03 Mar 2023 14:28 WIB

Gubernur BI: China Membaik, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Bisa Capai 5,1 Persen

Furnitur dan kuliner Indonesia sedang digemari oleh konsumen India.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023).
Foto: Tangkapan layar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berharap pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 ini bisa mencapai 5,1 persen.

"Tahun ini insyaAllah pertumbuhan ekonomi kita titik tengah 4,9 persen, dengan ekonomi China membaik diharapkan bisa mencapai 5,1 persen," kata Perry pada seminar nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Alumni SMAN 3 Surakarta Roemah Tiga, di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/32023).

Baca Juga

Ia mengatakan seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat ini dunia sedang tidak ramah.

"Kita tidak tahu kapan perang Rusia dan Ukraina akan berakhir. Kita melihat Amerika dan Tiongkok masih berseteru, berdampak pada kondisi ekonomi global yang harus tetap diwaspadai," katanya pula.

Dia menyatakan ekonomi dunia di akhir tahun ini memang menurun menjadi 2,3 persen. Namun demikian ada peluang tahun depan menjadi 2,9 persen.

"Kalau dilihat dari ekonomi global, sebetulnya China akan tambah bagus. Tahun ini 4,6 persen bisa menjadi 5 persen. Peluang bahwa China akan lebih baik, mari kita berdagang, berinvestasi juga dengan China," katanya lagi.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar pelaku usaha Tanah Air berdagang dengan India, karena peluangnya yang cukup besar.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini di India bisa 5,8 persen, tahun depan bisa 6,3 persen. Peluang ke India itu besar, pariwisata, batu bara, energi. Bahkan di India sedang gemar pariwisata ke Indonesia, termasuk wilayah Jawa dan Bali," kata dia.

Selain itu, furnitur dan kuliner juga sedang digemari oleh konsumen India.

"Mengembangkan pariwisata di sana untuk bisa copy (menyalin) kuliner Indonesia. Di sana ada beda-beda makanannya tapi semua pakai kari, nggak ada pecel, nasi liwet, gudeg, soto. Makanya ada yang meng-hire chef dari Jawa Barat," katanya lagi.

Perry mengatakan melihat potensi Indonesia, India sangat ingin berdagang dengan Indonesia, baik di bidang pertambangan, investasi, maupun yang berkaitan dengan pariwisata dan UMKM.

"Dan kami akan menyambungkan QRIS kita dengan India dan BI fast," katanya pula.

Ketua Umum Roemah Tiga (Roega) Monica Subiakto mengatakan Roega terus fokus terhadap pengembangan UMKM, khususnya UMKM yang dirintis oleh alumni sekolah setempat.

Ke depan, katanya lagi, Roega berencana membangun jaringan UMKM binaan seperti instansi dan lembaga lainnya.

"Tidak menutup kemungkinan, Roega punya UMKM binaan. Ditambah banyak alumni muda yang paham tentang digitalisasi, sehingga bisa dibuatkan market place khusus untuk UMKM alumni SMAN 3 Surakarta," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement