Rabu 01 Mar 2023 20:40 WIB

Presiden Tinjau Perkembangan Pembangunan Smelter Aluminium Terbesar di Indonesia

Pembangunan smelter guna mendukung program hilirisasi industri sumber daya alam

Adaro Minerals berkomitmen membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia.
Foto: Adaro Minerals
Adaro Minerals berkomitmen membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH KUNING -- Presiden RI Joko Widodo melakukan peninjauan perkembangan pembangunan aluminium smelter terbesar di Indonesia milik PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Smelter aluminium yang dibangun dengan perkiraan nilai investasi keseluruhan sekitar 2 miliar dolar AS ini merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara yang dibangun KIPI.

Pembangunan smelter guna mendukung program hilirisasi industri sumber daya alam yang dicanangkan pemerintah guna memberikan nilai tambah bagi bahan mentah serta pemanfaatan energi hijau. Dalam kunjungannya Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Bupati Bulungan Syarwani, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Justarina S. M. Naiborhu, dan Presiden Direktur PT Kalimantan Aluminium Industry Wito Krisnahadi di Tanah Kuning Kalimantan Utara, pada Selasa (28/2/2023).

Baca Juga

Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat mengatakan, sejalan dengan visi dan misi pemerintah untuk melakukan hilirisasi dari mineral Indonesia agar memberikan nilai tambah demi menunjang pendapatan dan devisa negara. Adaro Minerals berkomitmen membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia.

"Keseriusan kami dalam merealisasikan proyek ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi Indonesia yaitu untuk mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina, meningkatkan penerimaan pajak negara maupun penyerapan lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada fase konstruksi dan sekitar 1.500 tenaga kerja lokal pada fase operasi. Selanjutnya kami terus bekerja keras untuk mencapai target Commercial Operation Date (COD) yang direncanakan pada semester pertama tahun 2025,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (1/3/2023).

photo
Adaro Minerals berkomitmen membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia. - (Adaro Minerals)

PT Kalimantan Aluminium Industry yang merupakan anak perusahaan grup PT Adaro Minerals Indonesia Tbk membangun smelter aluminium di lahan seluas 600 hektare dengan kapasitas produksi aluminium pada fase pertama sebanyak 500 ribu tpa aluminium. Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan.

Pembangunan smelter aluminium terus dilakukan dimana perkembangan saat ini meliputi pembuatan Masterplan dan Detailed Engineering Design, serta telah menyelesaikan berbagai perizinan terkait diantaranya izin lingkungan sejak Desember 2021 dengan perluasan izin lingkungan untuk kegiatan jetty. Tahapan pra konstruksi aluminium smelter juga telah berjalan antara lain beberapa long lead items sudah dipesan dan dibayar, serta pembangunan jetty untuk kebutuhan konstruksi sudah dilakukan.

Alat-alat berat dan material juga telah masuk ke lokasi untuk pelaksanaan konstruksi. Selain itu, main equipment pembangkit listrik untuk mendukung operasi aluminium di tahap pertama juga sedang dalam proses fabrikasi.

Upaya KAI dalam meningkatkan ketersediaan aluminium demi peningkatan daya saing produk sumber daya alam di Indonesia ini diharapkan turut membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia serta berperan dalam mewujudkan industri yang rendah karbon untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement