Jumat 17 Feb 2023 23:18 WIB

Lebih Ramah Lingkungan, ESDM Dorong Penyelesaian Cirebon Power Unit II

Kementerian ESDM mengharapkan pembangkit itu segera beroperasi.

Suasana pembangunan PLTU Unit 2 Cirebon Power di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (30/10/2019).  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan pembangkit Cirebon Power Unit II 1x1.000 megawatt (MW) segera beroperasi secara komersial.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Suasana pembangunan PLTU Unit 2 Cirebon Power di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (30/10/2019). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan pembangkit Cirebon Power Unit II 1x1.000 megawatt (MW) segera beroperasi secara komersial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan pembangkit Cirebon Power Unit II 1x1.000 megawatt (MW) segera beroperasi secara komersial. Pembangkit tersebut termasuk dalam proyek strategis nasional ketenagalistrikan 35 ribu MW yang akan memasok listrik melalui sistem jaringan Jawa-Madura-Bali.

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM M Priharto Dwinugroho dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/2/2023) mengatakan, manajemen Cirebon Power sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk pendaftaran rencana mitigasi emisi.

Baca Juga

"Artinya, pembangkit ini sudah memiliki rencana monitoring emisi," kata Priharto seusai menghadiri kunjungan kerja reses anggota Komisi VII DPR ke pembangkit Cirebon Power Unit II.

Menurut Priharto, pembangkit Cirebon Power Unit I menggunakan teknologi supercritical. Sedangkan pembangkit unit II menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan, yakni ultrasupercritical. Teknologi tersebut mampu meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara sampai 40 persen sehingga emisi yang dihasilkan semakin rendah.

Sementara itu, Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR Bambang Hermanto mengatakan, kunjungan kerja ke pembangkit Cirebon Power Unit II bertujuan untuk mengetahui dinamika di lapangan dan memastikan kesiapan dalam memasok listrik. Termasuk, ketersediaan batu bara yang harganya saat ini cukup tinggi di pasaran.

"Ternyata di Cirebon Power relatif tidak ada persoalan. Bahkan, saat proyek, tidak ada kecelakaan kerja. Tenaga kerja saat pembangunan juga banyak tenaga lokal. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena kehadiran PLTU harus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar," kata Bambang.

Wakil Direktur Utama Cirebon Power Joseph Pangalila mengaku optimistis pembangkit Cirebon Power Unit II bisa segera berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Progres pembangunan pembangkit berteknologi modern tersebut sudah memasuki tahap akhir.

"Sejak awal 2022 hingga awal 2023, kami sudah melalui tahapan-tahapan penting dalam proses pembangunan pembangkit unit II, seperti initial firing dan sinkronisasi unit. Pada kuartal kedua tahun ini, kami optimistis bisa menyelesaikan tahapan penting selanjutnya termasuk performance test," ucap Joseph.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement