Rabu 15 Feb 2023 21:59 WIB

Menaker: Industri Pertambangan Butuh Tenaga Kerja Kompeten

Kompetensi penggunaan alat berat sangat diperlukan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution bin Ismail, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta Selatan, Senin (29/1/2023). Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, kompetensi penggunaan alat berat sangat diperlukan terutama di wilayah yang banyak industri pertambangan, termasuk di antaranya Sulawesi Tenggara.
Foto: Dok.Republika
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution bin Ismail, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta Selatan, Senin (29/1/2023). Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, kompetensi penggunaan alat berat sangat diperlukan terutama di wilayah yang banyak industri pertambangan, termasuk di antaranya Sulawesi Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, kompetensi penggunaan alat berat sangat diperlukan terutama di wilayah yang banyak industri pertambangan, termasuk di antaranya Sulawesi Tenggara. Sehingga, dibutuhkan tenaga kerja yang lebih kompeten dalam mengoperasikan alat berat.

"Harapannya, semakin banyak tenaga kerja yang terserap sesuai kebutuhan perusahaan dan industri," ucap Ida Fauziyah saat menyaksikan penyerahan alat-alat berat oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) kepada Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Ida menambahkan, dalam peraturan pemerintah menyebutkan bahwa proses penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia saat ini harus disertai adanya transfer of knowledge. Nantinya, dari proses itu pengelolaan semua tenaga kerja akan dilakukan oleh tenaga kerja di Indonesia.

Saat ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan ketahanan ekonomi dan SDM yang berdaya saing, salah satunya dengan mengembangkan hilirisasi nikel dalam negeri melalui industri smelter nikel. Pengembangan industri smelter nikel telah berhasil menciptakan lapangan kerja baru yang mampu menyerap angkatan tenaga kerja setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan nikel merupakan komoditas ekonomi yang banyak dibutuhkan dalam dunia industri, otomotif, energi, serta banyak lagi manfaat lainnya.

Pemerintah, lanjut Ida, menyadari perlunya perbaikan tata kelola industri smelter agar kehadirannya mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Selain itu menurut Ida, sosialisasi peran K3 kepada masyarakat sangat diperlukan, dengan menjadikan K3 sebagai suatu gaya hidup.

"Dengan diterapkannya K3 maka akan terjadi peningkatan kualitas dan kinerja individu maupun industri," ujarnya.

Ida juga mengajak semua pihak turut berpartisipasi aktif dalam menjaga hubungan industri yang harmonis. Melalui keterlibatan semua pemangku kepentingan akan menyadarkan peran dan tanggung jawabnya, sehingga kemitraan serta kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dapat terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement