REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog kembali mendapatkan jatah penugasan impor daging kerbau asal India sebanyak 100 ribu ton tahun ini. Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, menuturkan, kedatangan pertama akan dimulai pada Maret mendatang menjelang bulan puasa Ramadhan.
Budi mengatakan, impor daging kerbau akan digunakan untuk penyeimbang harga kebutuhan daging. Adapun harga jual masih sama, yakni Rp 80 ribu per kg. Harga itu jauh lebih rendah dari rata-rata harga daging sapi segar yang sudah berkisar di atas Rp 120 ribu per kg.
"Sesuai rapat koordinasi terbatas Bulog mendapat penugasan lagi 100 ribu ton. Bulan Maret sudah mulai berdatangan untuk kebutuhan puasa dan lebaran," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Adapun sepanjang tahun lalu, total kuota impor daging kerbau yang diberikan kepada Bulog sebesar 120 ribu ton dan yang terealisasi sekitar 113 ribu ton.
Lelaki yang akrab disapa Buwas itu bercerita, semual jatah yang diberikan hanya 100 ribu ton. Namun lantaran hingga Oktober 2022 pasokan sudah habis, maka impor ditambah.
"Tahun lalu Oktober itu barang sudah datang semua lalu terjadi kekosongan pasokan November-Desember menjelang Nataru, karena penugasan terlambat baru selesai datang di bulan Januari 2023," ujarnya.
Itu sebabnya, kuota impor penugasan di tahun ini baru mulai masuk pada bulan Maret. Ia memproyeksi impor akan cukup hingga akhir tahun mendatang.
"Selain Bulog ada RNI juga yang mendapat penugasan 100 ribu ton daging sapi Brazil," ujar dia.
Masyarakat yang ingin membeli daging kerbau India impor bisa mendapatkan di gerai-gerai retail modern. Ia memastikan harga di tingkat konsumen maksimal Rp 80 ribu per kg karena harga jual dari Bulog sebesar Rp 70 ribu per kg sehingga terdapat selisih yang bisa menjadi margin bagi distributor dan retail.