REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, pemerintah akan menaikkan suplai minyak goreng sederhana besutan pemerintah, Minyakita, dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan. Penambahan suplai minyak goreng ini untuk mengamankan pasokan Minyakita yang mengalami kelangkaan di berbagai pasar-pasar tradisional.
“Kami tadi mengundang para produsen minyak ini ada hampir 30 yang datang, yang tadinya suplai untuk Minyakita itu 300 ribu ton per bulan, kita naikkan 50 persen tadi, semua sudah sepakat, tanda tangan dari hampir 30 itu yang suplainya untuk Minyakita 300 ribu ton ditambah 50 persen menjadi 450 ribu ton per bulan,” kata Zulkifli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Mendag pun menjelaskan penyebab kelangkaan minyak goreng Minyakita di pasaran. Menurut dia, harga Minyakkita di pasaran tidak mengalami kenaikan, namun pasokannya menjadi berkurang karena semakin digemari masyarakat. Selain itu, Minyakita juga sudah masuk ke berbagai pasar modern sehingga semakin menjangkau masyarakat lebih luas.
Dengan ditambahnya suplai untuk Minyakita sebesar 50 persen, Mendag pun berharap masyarakat bisa kembali mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau.
“Mudah-mudahan dengan itu, kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merk kita,” tambah dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menterinya agar mewaspadai kenaikan harga barang dan jasa, terutama komoditas beras dan minyak goreng. Hal ini disampaikannya saat membuka rapat terbatas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pasca pencabutan PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
“Berkaitan dengan ekonomi utamanya yang terkait dengan inflasi, kenaikan harga-harga barang dan jasa, saya lihat betul-betul harus diwaspadai pertama urusan beras, kedua berkaitan dengan minyak, minyak goreng dilihat betul,” ujar Jokowi.