Senin 16 Jan 2023 06:30 WIB

BEI: Transaksi Saham Sultra Capai Rp 3,4 Triliun Sepanjang 2022

Kinerja pasar modal di Sulawesi Tenggara sepanjang 2022 terbilang cukup baik.

Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020) (ilustrasi). Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut transaksi nilai jual beli saham sepanjang 2022 di sana tersebut mencapai Rp 3,4 triliun.
Foto: Antara/Reno Esnir
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020) (ilustrasi). Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut transaksi nilai jual beli saham sepanjang 2022 di sana tersebut mencapai Rp 3,4 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut transaksi nilai jual beli saham sepanjang 2022 di sana tersebut mencapai Rp 3,4 triliun.

"Jual beli saham mencapai Rp 3,42 triliun dengan rata-rata nilai transaksi jual beli saham per bulan sepanjang 2022 sebesar Rp 284,75 miliar," kata Pelaksana Harian (PH) Kepala Kantor Perwakilan BEI Sultra Ricky melalui telepon di Kendari, Ahad (15/1/2023).

Baca Juga

Dia menyampaikan jumlah tersebut berada di atas nilai transaksi rata-rata sepanjang 2021 yakni sebesar Rp 206,76 miliar. Artinya telah terjadi kenaikan sekitar 37 persen dari sisi nilai rata-rata transaksi per bulan pada 2022 dibandingkan dengan rata-rata 2021.

Dia menyampaikan kinerja pasar modal di Sulawesi Tenggara sepanjang 2022 terbilang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah investor dan nilai jual transaksi jual beli saham.

Ricky menyebut sepanjang 2022 terdapat 4.332 investor baru sehingga total investor hingga Desember 2022 di Sulawesi Tenggara mencapai 17.655 investor. "Jumlah ini bertambah sebanyak 32,5 persen dari total investor saham pada 2021 yang berjumlah 13.323 investor," ujar dia.

Menurutnya kalangan milenial mendominasi investor yang tercatat di daerah tersebut. Dari total 17.655 investor yang ada di provinsi tersebut, terdapat 11.753 investor yang berada di bawah usia 30 tahun.

"Ini menandakan kesadaran kaum muda untuk berinvestasi saham di Sulawesi Tenggara ini cukup besar yakni 66,5 persen dari total investor yang ada," jelasnya.

Ia menerangkan nilai saham yang dimiliki oleh investor di Sultra telah mencapai Rp 339 miliar, nilai tersebut naik sebanyak Rp 150 miliar dari total aset saham pada akhir 2021 yang tercatat sebesar Rp 189 miliar.

Menurutnya terjadinya peningkatan jumlah investor dan nilai transaksi jual beli ini karena adanya beberapa faktor pendorong. Di antaranya pembukaan rekening saham yang dapat dilakukan secara daring, berinvestasi saham dapat dimulai dari sangat yang terjangkau semua kalang yakni mulai dari Rp100 ribu seseorang sudah bisa berinvestasi.

Selain itu, galeri investasi yang telah dibentuk diberbagai wilayah di provinsi tersebut seperti di kampus-kampus. Galeri investasi menjadi media edukasi bagi masyarakat sehingga berminat menjadi investor baru.

Beberapa galeri investasi yang dibentuk BEI Sultra di antaranya Galeri Investasi BEI Universitas Lakidende. Jumlah galeri investasi di wilayah Sultra menjadi 12 di antaranya Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo; Galeri Investasi Syariah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari; Galeri Investasi Syariah IAIN Kendari; Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Kendari; Galeri Investasi Universitas Daya. 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement