REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakkan gerakan membeli beras dari petani lokal kepada aparatur sipil negara di wilayahnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, DIY, Ahad (15/1/2023), mengatakan pihaknya secara intensif melakukan komunikasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Gunungkidul supaya bersedia membeli beras dan produk pertanian lokal lainnya dari petani.
"Kami berencana akan menggandeng 24 OPD lainnya untuk program promosi beras lokal tersebut. Sampai saat ini, baru 15 OPD yang digandeng," katanya.
Ia mengatakan tujuan program membeli beras dan produk pertanian lokal adalah mengangkat beras hasil dari petani lokal.
Ia berharap ASN nantinya akan membeli beras yang diolah dari petani lokal Gunungkidul dengan per orang akan mendapatkan jatah lima kilogram beras. "Harganya Rp 55 ribu untuk 5 kg itu, sesuai harga pasaran," katanya.
Rismiyadi mengatakan DPP Gunungkidul membangun lumbung pangan di berbagai titik. Lumbung pangan ini akan mengolah padi hasil panen menjadi beras siap jual.
Salah satu lumbung pangan yang belum lama ini diresmikan berada di Kalurahan/Desa Semin, yang mesinnya mampu mengolah sekitar 80 ton gabah menjadi beras. "Fasilitas lumbung pangan ini akan terus ditambah ke depannya. Harapannya, selain sebagai produsen, petani juga bisa menjadi pemasok beras. Jadi, mereka bisa lebih berdaya dan harga beras bisa lebih baik," katanya.
Sementara itu, Lurah Semin Tri Sutarno mengatakan beras hasil olahan wilayahnya juga akan dimanfaatkan untuk program beras ASN tersebut. Rencananya, program baru dilakukan di 2023 ini. Beras untuk ASN di Semin, termasuk penerima bantuan pangan nontunai (BPNT).
"Kami berharap program ini akan meningkatkan kesejahteraan petani di Gunungkidul, khususnya di Desa Semin," katanya.