Sabtu 22 Nov 2025 18:55 WIB

Ekspansi Global Belum Berbuah Manis, Kerugian VinFast Kembali Membengkak

Margin kotor minus 56 persen di tengah kompetisi ketat kendaraan listrik.

Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, kembali menunjukkan eksistensinya di pasar otomotif Indonesia dengan berpartisipasi dalam pameran terbesar di Asia Tenggara, Jakarta Fair 2025.
Foto: Vinfast Indonesia
Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, kembali menunjukkan eksistensinya di pasar otomotif Indonesia dengan berpartisipasi dalam pameran terbesar di Asia Tenggara, Jakarta Fair 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, melaporkan kerugian bersih kuartal III yang lebih besar pada Jumat (21/11). Ini seiring meningkatnya belanja perusahaan untuk memperluas jejak bisnis dan mendorong penjualan di tengah ketatnya persaingan di Asia Tenggara, pasar terbesar perusahaan tersebut. Saham VinFast turun 12 persen.

Pada kuartal tersebut, VinFast menandatangani dua fasilitas pinjaman senilai total 250 juta dolar AS (Rp 4,1 triliun) sebagai bagian dari strategi ekspansi agresif dan rencana memperluas pasar internasional, meski dihadapkan pada tekanan tarif serta permintaan yang melemah di Amerika Serikat.

Baca Juga

Namun, penambahan utang baru berpotensi menekan margin perusahaan yang masih merugi, terlebih ketika VinFast terus berupaya memangkas biaya melalui peralihan ke model penjualan berbasis diler dan optimalisasi rantai pasok.

“Perusahaan telah mengalihkan fokus dari Amerika Serikat dan Eropa ke pasar-pasar Asia lainnya, namun menghadapi tantangan serupa ketika harus bersaing dengan Tesla dan produsen kendaraan listrik asal China, terutama karena harga premiumnya yang menjadi hambatan utama,” kata analis Third Bridge, Izabella Yan.

Kerugian kuartal III VinFast melebar menjadi 24 triliun dong (Rp 15,1 triliun) dari 13,25 triliun dong (Rp 8,38 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.

Margin kotor kuartal III tercatat minus 56,2 persen, dibandingkan minus 24 persen tahun lalu, terutama akibat meningkatnya cadangan garansi dan biaya kendaraan terjual, kata VinFast.

“Strategi perusahaan pada kuartal III 2025 tetap berfokus pada peningkatan pendapatan,” kata manajemen dalam konferensi pascalaporan keuangan.

Mereka menambahkan, kontribusi penjualan kendaraan dari pasar internasional pada kuartal IV diperkirakan meningkat, terutama dari India, setelah pabrik baru perusahaan beroperasi tahun ini.

Pengiriman skuter listrik dan sepeda listrik meningkat lebih dari enam kali lipat pada kuartal tersebut setelah Pemerintah Hanoi mengumumkan rencana melarang sepeda motor berbahan bakar bensin beroperasi di pusat kota mulai pertengahan 2026.

Total pendapatan VinFast pada kuartal III mencapai 18,1 triliun dong (Rp 11,4 triliun), naik hampir 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement