Kamis 12 Jan 2023 16:20 WIB

Riset AMRO: Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Tembus 5,3 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,3 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga mengunjungi salah satu pusat kuliner di Jakarta, Ahad (8/1/2023). Seiring dengan pencabutan kebijakan PPKM pada akhir Desember 2022 lalu, pemerintah berharap aktivitas ekonomi perdagangan kembali meningkat pada bulan Februari mendatang meski ditengah ancaman resesi global.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga mengunjungi salah satu pusat kuliner di Jakarta, Ahad (8/1/2023). Seiring dengan pencabutan kebijakan PPKM pada akhir Desember 2022 lalu, pemerintah berharap aktivitas ekonomi perdagangan kembali meningkat pada bulan Februari mendatang meski ditengah ancaman resesi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kantor Riset Makroekonomi Asean+3 (AMRO) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,3 persen. Kepala Ekonom AMRO Sumio Ishikawa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan tetap kokoh pada 2023 menyentuh 5 persen.

“Permintaan domestik yang solid diperkirakan akan mendukung perekonomian di tengah perkiraan perlambatan permintaan global,” kata Ishikawa dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (12/1/2023).

Baca Juga

Dia menilai, Indonesia memerlukan implementasi bauran kebijakan untuk menjaga harga dan stabilitas eksternal. Hal tersebut dilakukan sambil mempertahankan momentum pemulihan yang terjadi saat ini.

Ishikawa menuturkan, momentum pemulihan didorong oleh penguatan permintaan domestik. Sementara ekspor juga diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas dan peningkatan nilai tambah dari industri hilir berbasis sumber daya alam.

Pada saat yang sama, lanjut dia, melonjaknya harga pangan dan bahan bakar global yang diintensifkan oleh perang Rusia-Ukraina masih akan meningkatkan inflasi. Meskipun begitu, Ishikawa menilai, inflasi harga konsumen di Indonesia relatif terkendali dibandingkan negara-negara tetangga dan diperkirakan akan moderat dalam kisaran target bank sentral pada kuartal IV 2023.

“Stabilitas rupiah tetap terjaga di tengah penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Surplus neraca berjalan dan arus masuk investasi asing yang kuat mendukung keseimbangan eksternal Indonesia,” ungkap Ishikawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement