REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (Bank Sumut) dalam waktu dekat akan resmi menjadi perusahaan publik. Bank pun siap mengerek kinerja bisnis dengan meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital.
Bank Sumut, dengan kode emiten BSMT, rencananya akan mengalokasikan 80 persen dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham initial public offering (IPO) untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
"Sekitar 20 persen sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital,"ujar Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto dalam keterangan resminya, akhir pekan lalu.
Rinciannya, 10 persen akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi. Sementara itu, 10 persen lainnya akan digunakan untuk belanja operasional berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Jumlah kredit atau pembiayaan yang telah disalurkan Bank Sumut hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 26,90 triliun. Pencapaian itu tumbuh 2,01 persen atau naik Rp 534,40 miliar dibandingkan dengan penyaluran pada kuartal II2022 sebesar Rp 26,36 triliun.
"Kenaikan ini, ditopang oleh ekspansi kredit produktif," kata Hadi.
Sepanjang tiga tahun terakhir, Bank Sumut konsisten menjaga peningkatan penyaluran kredit dan Pembiayaannya. Pada 2021, penyaluran kredit Bank Sumut tercatat mencapai Rp 25,19 triliun, tumbuh 6,68 persen atau sebesar Rp 1,58 triliun dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp 23,61 triliun.
Peningkatan jumlah kredit sejalan dengan ekspansi kredit yang dijalankan oleh Bank Sumut. Ekspansi kredit pada 2021 itu ditopang oleh peningkatan kredit multiguna dan prapensiun sebesar Rp 1,12 triliun serta kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 144,86 miliar. Sementara pada 2019, penyaluran kredit Bank Sumut sebesar Rp 23,70 triliun.
Seiring dengan peningkatan ekspansi kredit, hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp 520,57 miliar. Angka tersebut tumbuh 17,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 443,29 miliar.
Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, sempat sedikit terkoreksi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp 544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp 613,60 miliar pada 2021.
Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada kuartal IIII 2022 sebesar 17,38 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10 persen. Sementara itu, Return On Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06 persen.