REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan tengah menjajaki importasi kedelai dari Afrika Selatan dan Amerika Serikat untuk kebutuhan cadangan pangan kedelai bagi para pengrajin tahu tempe. Bulog mengakui, importas kedelai ini merupakan yang pertama kali dilakukan.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, total kuota impor kedelai yang dijajaki sebanyak 300 ribu ton sesuai hasil rapat koordinasi terbatas dengan pemerintah.
Kendati demikian, ia belum dapat memastikan kapan kontrak impor akan diteken dan waktu kedatangan karena masih dalam proses penjajakan dengan para eksportir.
"Pasti (waktunya) akan panjang tapi mungkin tidak sampai tiga bulan. Bisa jadi awal Januari. Ini karena jaraknya jauh tidak seperti impor beras yang dari Vietnam atau Thailand," kata Awaluddin saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Ia menjelaskan, pasokan impor bukan untuk cadangan pangan pemerintah (CPP) yang penggunaannya terbatas. Melainkan sebagai stok komersial yang dapat diperdagangkan secara bebas oleh Bulog. Adapun target pasar kedelai impor untuk para perajin tahu dan tempe yang membutuhkan.
Soal harga, Awaluddin menuturkan kisaran harga jual kemungkinan antara Rp 11 ribu per kg hingga Rp 12 ribu per kg. Namun harga tersebut belum dapat dipastikan karena kontrak resmi belum diteken.
Pihaknya pun memastikan jika harga kedelai impor tersebut cukup terjangkau, pemerintah tak perlu mengeluarkan dana untuk mensubsidi kedelai tersebut seperti program sebelumnya.
Diketahui, sebelumnya Bulog mendapatkan penugasan untuk menyalurkan kedelai impor bersubsidi dengan besaran subsidi Rp 1.000 per kg dengan target penyaluran 800 ribu ton. Namun, pasokan kedelai tidak diimpor langsung melainkan dibeli dari para importir kedelai.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (NFA), rata-rata harga kedelai biji kering impor hingga Rabu (21/12/2022) tembus Rp 14.850 per kg. Tingginya harga kedelai dipicu oleh harga global yang tengah meningkat. Di satu sisi, para importir kedelai tidak melakukan importasi dalam jumlah besar lantaran fluktuasi harga global yang tinggi.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, memaparkan produksi bersih kedelai impor pada Desember 2022 diproyeksi sebesar 52,7 ribu ton sementara impor mencapai 226,8 ribu ton. Adapun, perkiraan total pada bulan yang sama sebesar 242 ribu ton.