Jumat 14 Oct 2022 17:09 WIB

Erick: KEK Sanur Mantapkan Transformasi Arsitektur Layanan Kesehatan Indonesia

Bali dipilih sebagai lokasi KEK Kesehatan dan Pariwisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Bali dipilih sebagai lokasi KEK Kesehatan dan Pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata. ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Bali dipilih sebagai lokasi KEK Kesehatan dan Pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Injourney melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia yang berlokasi di Sanur, Bali.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan keputusan pemerintah membangun KEK Sanur yang mengintegrasikan sektor kesehatan dengan sektor pariwisata sejalan dengan fokus Presidensi G20 Indonesia, yakni layanan kesehatan inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.

Baca Juga

"Bali dipilih sebagai lokasi KEK Kesehatan dan Pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata. Pulau Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara," ujar Erick pada Jumat (14/10/2022).

Sebagai KEK pertama di Indonesia yang menggabungkan sektor kesehatan dan pariwisata, Erick berharap KEK Sanur dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. KEK Sanur juga didorong untuk menjadi lokasi investasi baru, sekaligus menyerap tenaga kerja.

Setelah beroperasi penuh, lanjut Erick, KEK Sanur dapat menyerap sekitar 43 ribu tenaga kerja dan pada 2045 diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga 1,28 miliar dolar AS dari KEK tersebut. Erick memproyeksikan pengembangan KEK Sanur mampu menyerap sekitar empat persen hingga delapan persen masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan demikian, pada 2030, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123 ribu hingga 240 ribu orang.

"Data menunjukkan penduduk Indonesia merupakan penyumbang utama wisata medis di kawasan dengan lebih dari 2 juta warga bepergian ke luar negeri pada 2019 untuk mendapatkan layanan kesehatan senilai 6 miliar dolar AS," ucap Erick.

Erick meyakini pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal. "Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali," lanjut Erick.

Dia menjelaskan intervensi ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri karena Indonesia telah mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia. Selain itu, proyeksi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali diperkirakan mencapai 24,6 persen pada periode 2020-2024, dan pertumbuhan wisata medis di Asia Tenggara diprediksi mencapai sekitar 18 persen pada periode yang sama.

Menurut Erick, KEK Sanur menawarkan alur perjalanan pasien end-to-end bagi pengunjungnya dengan berbagai fasilitas. Selain fasilitas taman, hotel, dan pusat niaga, ada enam kawasan di KEK Sanur yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan. Dua di antaranya telah disewakan dan nantinya akan dibangun sebagai rumah sakit berkelas internasional yang dioperasikan oleh Mayo Clinic.

"Sementara itu, empat area lain tersedia bagi investor yang memiliki spesialisasi sesuai dengan master plan yang telah ditentukan, seperti bedah plastik dan kosmetik, geriatrik, pusat penelitian sel punca, serta pusat pengobatan oriental dan kesuburan," kata Erick. 

Plt Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni, mengatakan KEK Sanur akan memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi berkualitas tinggi serta bertaraf internasional dengan perawatan medis terkini. Hal ini akan mendorong masyarakat mempercayakan pengobatan di Indonesia tanpa harus ke luar negeri.

"Sebagai holding rumah sakit milik negara, IHC saat ini menaungi 75 rumah sakit dan 143 klinik di seluruh Indonesia. IHC berkomitmen melayani masyarakat untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional melalui berbagai rumah sakit milik negara, klinik, dan yang terafiliasi dengan jaringan IHC," ujar Mira.

Mira menyampaikan proses peletakan baru pertama pembangunan KEK Sanur dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Desember 2021. Mira katakan, KEK Sanur yang dibangun di atas lahan seluas 41,26 Hektar milik PT Hotel Indonesia Natour (HIN) senilai 664 juta dolar AS akan dilengkapi fasilitas kesehatan, akomodasi hotel dan MICE, taman botani ethnomedicinal, serta pusat komersial.

 Direktur Utama Injourney Dony Oskaria mengatakan proses revitalisasi infrastruktur pariwisata KEK Sanur juga akan dilakukan, termasuk meningkatkan peringkat kelas hotel dari 4 menjadi 5 bintang. Hal ini sebagai upaya mengintegrasikan pelayanan kesehatan dengan pariwisata.

"Proses revitalisasi ini akan semakin meningkatkan nilai tambah KEK Sanur yang mengusung konsep integrated end-to-end service sehingga dapat semakin menarik minat masyarakat yang mencari layanan medis berkelas dunia saat berwisata ke Bali," ujar Dony.

Dony menyebut revitalisasi tersebut akan mencakup Hotel Grand Inna Bali Beach Tower, Grand Inna Bali Beach Garden, Hotel Grand Inna Bali Beach Tower, dan pembangunan Convention Center dengan kapasitas lima ribu orang.

 Kawasan KEK untuk wisata kesehatan juga akan menjadi salah satu program prioritas Kementerian BUMN yang ditampilkan dalam SOE International Conference: Driving Sustainable & Inclusive Growth yang akan diselenggarakan pada 17-18 Oktober 2022 di Denpasar, Bali.

Acara ini merupakan bagian dari Trade, Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20 yang akan dihadiri oleh para pemimpin & pemangku kepentingan BUMN, delegasi dari negara-negara anggota G20, investor, organisasi internasional, mitra bisnis, akademisi, think tank, dan media. Selain sesi konferensi, SOE International Conference juga akan menghadirkan pameran yang menampilkan kinerja, inisiatif dan program BUMN dengan fokus pada keberhasilan transformasi dan tiga prioritas Presidensi G20 Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement