Senin 19 Sep 2022 14:30 WIB

PKT Dorong Dekarbonisasi Berbasis CSV

Tahap awal dekomposisi dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang dan Bone, Sulsel.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengolahan pupuk (ilustrasi). PKT secara bertahap meningkatkan upaya dekarbonisasi melalui pengembangan Creating Shared Value
Foto:

"Ini salah satu wujud peran aktif Pupuk Kaltim dalam memperbaiki kualitas tanah untuk mendukung pertanian berkelanjutan, disamping kontribusi terhadap penanggulangan perubahan iklim dunia," ungkap Teguh.

Sesuai dengan prinsip CSV, Teguh sampaikan, Pupuk Kaltim menekankan implementasi D'Komposer untuk memberi dampak langsung terhadap perbaikan lingkungan dan peningkatan kapasitas petani, yang sejalan dengan prioritas program TJSL perusahaan berdasarkan arahan Kementerian BUMN.

"Melihat keberhasilan dan efektivitas ujicoba Biodex di Sidrap dan Bone, program ini akan terus kami perluas di Sulawesi Selatan hingga daerah lain di Indonesia. Sehingga kesinambungan upaya Pupuk Kaltim dalam menekan emisi karbon akan berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas lahan pertanian masyarakat," kata Teguh.

Bupati Sidrap Dollah Mando mengapresiasi kontribusi Pupuk Kaltim membantu petani mengembalikan unsur organik lahan dan peningkatan produktivitas melalui pengomposan insitu pada program D'Komposer. Mando berharap program ini semakin diperluas, didukung ketersediaan pupuk memadai bagi petani di tiap musim tanam sehingga produksi padi Kabupaten Sidrap semakin optimal.

"Pemerintah daerah juga siap mengawal program ini untuk musim tanam selanjutnya, sehingga pengolahan lahan pertanian dapat lebih dimaksimalkan," ucap Mando.

Mewakili petani, Usman dari Kelompok Tani Massiddi Adae Sidrap, menyebut penggunaan Biodex pada demplot program D’Komposer ini menunjukkan peningkatan performa tanaman padi secara signifikan, terlihat dari bulir yang memiliki ukuran lebih besar. Usman menilai tanaman juga lebih tahan terhadap serangan penyakit hawar daun dengan pertumbuhan yang lebih sehat sehingga potensi panen yang dihasilkan jauh lebih optimal mencapai 9,9 ton per hektare.

"Sebelum ini bulir padi jauh lebih kecil. Tanaman juga rentan terkena hama dan penyakit karena bakteri, sehingga hasil panen hanya sekira 5-6 ton saja," ucap Usman.

Pria yang juga distributor pupuk bersubsidi ini pun berharap, program pendampingan D'Komposer terus ditindaklanjuti Pupuk Kaltim dengan menyasar kelompok tani lainnya, sehingga kawasan persawahan yang sehat dengan produktivitas tinggi mampu tercipta secara merata di Kabupaten Sidrap.

 

"Semoga program ini dapat terus diperluas, agar hasil padi di Sidrap ini makin produktif dan maksimal," harap Usman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement