REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, surplus neraca perdagangan Januari-Mei 2022 tembus mencapai 19,79 miliar dolar AS. Surplus kumulatif ini kembali menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir.
Pada 2017 lalu, surplus dagang periode Januari-Mei tercatat hanya 6 miliar dolar AS. Kemudian mengalami defisit pada 2018 sebesar 2,8 miliar dolar AS dan kembali defisit tahun selanjutnya 2,14 miliar dolar AS.
Neraca kembali positif pada 2020 sebesar 4,18 miliar dolar AS dan meningkat di tahun 2021 menjadi 10,51 miliar dolar AS.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto, menyampaikan, total nilai ekspor sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai 114,9 miliar dolar AS naik 36,34 persen dari periode sama tahun lalu.
"Nilai impor Januari-mei 2022 sebesar 95,18 miliar dolar AS, naik 28,93 persen dari Januari-Mei 2021," katanya dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).
Lebih detail dari sisi ekspor, tercatat kinerja ekspor migas Januari-Mei 2022 mencapai 6,2 miliar dolar AS, naik 35,94 persen dari periode sama tahun lalu yang hanya 4,58 miliar dolar AS.
Di sektor non migas, ekspor pertanian mencapai 1,84 miliar dolar AS, naik 13,34 persen. Selanjutnya ekspor industri pengolahan tembus 83,7 miliar dolar AS atau meningkat 25 persen, dan terakhir ekspor tambang dan lainnya senilai 23,1 miliar dolar AS atau tumbuh 108,14 persen.
Adapun dari sisi impor khususnya non migas, tercatat impor barang konsumsi mencapai 7,8 miliar dolar AS, tumbuh 9,2 persen dari periode sama tahun lalu 7,15 miliar dolar AS.
Impor bahan baku/penolong mencapai 73,8 miliar dolar AS, meningkat 31,7 persen dan impor barang modal 13,5 miliar dolar AS, naik 27,2 persen.