REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Senin, menjauh dari level tertinggi hampir lima minggu terhadap dolar yang disentuh Jumat lalu (1/4/2022). Sementara indeks acuan saham MOEX naik ke level yang terlihat sebelum Rusia mengirim ribuan tentara ke Ukraina.
Pasar mengamati perkembangan di sekitar apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari, serta risiko sanksi Barat baru terhadap Moskow di atas hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah diberlakukan. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Senin bahwa babak baru sanksi yang menargetkan Rusia diperlukan.
Pada pukul 07.07 GMT, rubel melemah 0,2 persen terhadap dolar di 84,10, menjauh dari level terkuatnya sejak 23 Februari di 80,3325 yang dicapai pada Jumat (1/4/2022). Terhadap euro, rubel bertambah 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 92,83, jauh dari tertinggi sepanjang masa hampir 132,42 yang dicapai di perdagangan Moskow pada 10 Maret.
Dalam beberapa minggu terakhir, rubel mendapat dorongan dari kontrol modal serta dari permintaan Presiden Vladimir Putin agar konsumen Eropa dari gas alam Rusia membayarnya dalam rubel. Tetapi Eropa berjanji untuk tetap bersatu melawan permintaan Moskow agar mereka membayar gasnya dalam rubel, sehingga ancaman penghentian pasokan yang akan segera terjadi mereda.
Rubel diperkirakan akan tetap dalam kisaran 80-90 terhadap dolar dalam dua minggu ke depan, kata analis Promsvyazbank dalam sebuah catatan.
Pasar juga mengamati kemampuan Rusia untuk terus membayar utang luar negerinya. Pada Senin, Rusia akan membayar 552 juta dolar AS pada Eurobond 2022 yang jatuh tempo dan 84 juta dolar AS dalam pembayaran kupon pada Eurobond 2042.
Di pasar saham, perdagangan yang gelisah terus berlanjut dan hampir semua saham unggulan berada dalam posisi hitam setelah pasar dibuka kembali minggu lalu menyusul jeda hampir sebulan.
Indeks RTS berdenominasi dolar (IRTS) terangkat 2,2 persen menjadi 1.053,2 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel (IMOEX) terdongkrak 2,1 persen pada 2.818,2 poin, level tertinggi sejak 22 Februari. Saham pemberi pinjaman terbesar kedua di Rusia yang terkena sanksi VTB mengungguli pasar dengan melonjak 7,6 persen hari ini. Rekannya, pemberi pinjaman nomor satu Sberbank meningkat 5,0 persen.