Rabu 23 Mar 2022 23:14 WIB

SMF Perluas Pembiayaan Kredit bagi Pengusaha di Lombok NTT

SMF catat ada 94 homestay di 11 desa wisata yang ikut pembiayaan kredit

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kantor SMF. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berencana  memperbesar pembiayaan pengusaha homestay di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perseroan mencatat ada 94 homestay di 11 desa wisata Tanah Air yang telah mengikuti program ini sampai tutup buku 2021.
Foto: Sekper SMF
Kantor SMF. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berencana memperbesar pembiayaan pengusaha homestay di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perseroan mencatat ada 94 homestay di 11 desa wisata Tanah Air yang telah mengikuti program ini sampai tutup buku 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berencana  memperbesar pembiayaan pengusaha homestay di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perseroan mencatat ada 94 homestay di 11 desa wisata Tanah Air yang telah mengikuti program ini sampai tutup buku 2021.

Direktur Operasional & Treasury Sarana Multigriya Finansial Trisnadi Yulrisman mengatakan dalam program pembiayaan homestay ini, perseroan masih berperan di belakang layar, seperti halnya program-program besutan SMF lain. Dana bergulir akan tersalurkan lewat mitra lembaga keuangan penyalur, termasuk yang berstatus BUMDes.

"Kami mengoptimalkan BUMDes sebagai agen yang ikut menawarkan program ini kepada para pemilik homestay di kawasannya. Bisa renovasi, maupun menambah kapasitas. Saat ini, kami masih menggunakan skema fleksibel, dengan harapan lebih menjangkau pelaku homestay berstatus UMKM," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).

Menurutnya saat ini perseroan masih menggodok skema pembiayaan homestay yang lebih komersial, sehingga secara bisnis bisa digunakan pelaku usaha sektor pariwisata dalam jumlah besar terutama pengembangan area pariwisata di kawasan terkait.

"SMF pada tahun ini membidik penambahan lima lokasi wisata baru di Indonesia meliputi Banda Neira, Danau Toba, sekitar Mandalika juga akan lebih besar lagi, serta wilayah-wilayah lain yang termasuk dalam kawasan Bali Baru Indonesia dan kawasan super prioritas," ucapnya.

Tercatat 11 kawasan wisata yang telah disentuh SMF dan memiliki pelaku usaha homestay sebagai debitur tercatat, antara lain Nglanggeran, Gunung Kidul; Samiran, Boyolali; Kuta, Lombok Tengah; Pagerharjo, Kulonprogo; Kemuning, Karanganyar; Mertak, Lombok Tengah ; Sarongan, Banyuwangi; Tamansari, Banyuwangi; Sukajaya, Sumedang; Bangsring, Banyuwangi; dan Sembalun, Lombok Timur.

“SMF sudah berkomunikasi dengan pelaku homestay di Kuta dan Mertak, yang ternyata banyak berminat menambah plafon pinjaman lagi untuk mengembangkan bisnisnya,” ucapnya.

"SMF juga akan memperluas, dengan harapan pariwisata di seluruh kawasan Lombok itu jadi hidup semua. Contohnya, kami sudah menjangkau Sembalun, yang walaupun ada di Lombok Timur, tapi juga ramai setelah didukung berbagai event internasional. Kami ada rencana di Tetebatu, Lombok Timur juga, dan kami siap ikut menyalurkan ke kawasan sekitar lainnya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement