REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah punya banyak agenda untuk bisa mewujudkan ibu kota baru di Kalimantan. SoftBank yang digadang gadang menjadi investor utama ibu kota baru batal eksekusi rencana tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, mundurnya SoftBank dari rencana investasi di ibu kota baru karena persoalan internal di SoftBank.
"Mereka nggak bangkrut, cuman memang vision fund mereka collapse. Ya jadinya nggak jadi masuk ke kita," ujar Luhut saat ditemui di Jakarta, Kamis (17/3).
Luhut juga membantah bahwa batalnya SoftBank ke Indonesia bukan karena syarat yang SoftBank utarakan ke Indonesia soal minimal penduduk 50 juta jiwa di Ibu Kota Baru. "Bukan karena itu, nggak ke sana," ujar Luhut.
Tapi, untuk bisa mewujudkan ibu kota baru Indonesia tetap butuh dukungan financial. Luhut mengatakan, saat ini Indonesia sedang melakukan pembahasan dengan Uni Emirate Arab (UEA) terkait kebutuhan investasi ini.
Luhut bahkan menyebutkan UEA menyatakan minat untuk berinvestasi sebesar 20 miliar dolar AS untuk Ibu Kota Baru. "Itu masuk lewat Indonesian Investment Fund," kata Luhut.
Pada Ramadhan tahun ini, kata dia, ada tim dari Indonesia yang bertandang ke UEA untuk membahas realisasi rencana investasi tersebut. "Semua jalan secara profesional. Putera mahkotanya juga sering WA saya. Di bulan Ramadhan ini akan baik management-nya," ujar Luhut.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan saat ditemui dalam kesempatan yang sama juga memastikan mundurnya SoftBank dari proyek ibu kota baru bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Ia mengatakan selama ini juga belum ada kesepakatan tertulis antara Indonesia dan SoftBank terkait investasi tersebut.
"Orang kan wah ya karena ini SoftBank. Makanya semua perhatian kesini. Tapi kita tuh belum ada perjanjian tertulis hitam di atas putih terkait ini," ujar Ichwan.
Ichwan memastikan saat ini Indonesia tetap gencar menawarkan investasi di Ibu Kota Baru. Salah satunya melalui Dubai Invesment Forum dimana Paviliun Indonesia gerak aktif untuk menawarkan proyek ibu kota baru.
"Ya beberapa banyak kok yang sudah menanyakan rencana ini. Beberapa menyatakan minat, beberapa menawarkan jasa mereka dalam pembangunan ibu kota baru. Sebenarnya ini proyek yang menarik," ujar Ichwan.
Ichwan memang enggan memerinci siapa siapa saja pihak yang menyatakan minat ini. Sebab, hingga saat ini proses pendekatan dan pembahasan masih berlangsung.
"Kami memang belum bisa disclosed siapa-siapanya. Tapi memang ini sudah banyak yang minat," kata Ichwan.