REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding BUMN pangan atau ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), telah mendistribusikan ratusan ribu liter minyak goreng kepada pedagang pasar di Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, sejak 10 Februari 2022.
Direktur Komersial dan Pengembangan PPI Andry Tanudjaja mengatakan distribusi minyak goreng tak lepas dari dukungan Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, ID Food, dan juga berkolaborasi dengan berbagai elemen seperti pemerintah daerah, APPSI, Perusahaan Daerah Pasar Jaya, APICAL, dan berbagai komponen lainnya.
"PPI secara berkesinambungan terus menambah jumlah minyak goreng yang akan didistribusikan beserta sebaran lokasinya," ujar Andry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/2).
Andry memerinci sebaran distribusi minyak goreng meliputi wilayah Sumatera berjumlah 30 pasar, Jawa dan Nusa Tenggara sebanyak 50 pasar, Kalimantan sebanyak 9 pasar, Sulawesi sebanyak 11 pasar, hingga 10 pasar di Maluku dan Papua, serta 11 pasar lainnya.
"PPI dalam kapabilitasnya sebagai trading logistik bersama-sama anak perusahaan PT BGR Logistik Indonesia memiliki kesiapan untuk melakukan pendistribusian minyak goreng karena memiliki sebaran 52 cabang, 67 ribu mitra warung pangan, dan 351 armada pendukung di seluruh Indonesia," ucap Andry.
Andry menilai pelaksanaan distribusi juga berkat peran holding pangan dalam menjaga ekosistem rantai pasok pangan dan juga sebagai dukungan terhadap implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 yang mulai berlaku pada 1 Februari 2022, tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng Sawit, yaitu sebesar Rp 11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp 13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana, dan Rp 14 ribu per liter untuk minyak goreng kemasan premium.
"PPI ikut berperan sebagai penyeimbang pasar dan ekonomi. Tentu BUMN tidak sendiri, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dengan gotong royong, Insya Allah kita dapat menghadapi segala tantangan," ungkap Andry.
Andry berharap dengan dibukanya akses harga yang lebih terjangkau dapat memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat akan kebutuhan minyak goreng.
Sebelumnya, PPI bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengecek langsung operasi pasar minyak goreng di beberapa daerah di Jawa Tengah sekaligus mengecek harga-harga kebutuhan pokok pada 21 Februari hingga 22 Februari 2012.
Dalam kesempatan tersebut, Erick dan Lutfi pun melakukan pasar serta berdialog dengan pedagang terkait kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini.
"Sekarang sudah mulai turun (distribusinya). Kita lihat (minyak) sudah tidak menjadi rebutan lagi dan ini semua merek ada, Filma yang dari Sinar Mas, ada Sovia dari Wilmar, saya sudah titip sama pak bupati misalkan berhenti saya ditelepon," kata Lutfi.
Menteri BUMN Erick Thohir pada kesempatan yang sama pada operasi pasar minyak goreng tersebut juga mendorong terhadap pedagang untuk melirik pasar digital atau daring.
Erick menyebut Kementerian BUMN dan perusahaan pelat merah sedang gencar mendukung keberpihakan terhadap UMKM. Salah satunya yang dijalankan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Kami memang di BUMN lagi coba rajut terus bagaimana keberpihakan terhadap UMKM. Salah satunya BRI sekarang sedang membangun sebuah sistem bersama yang namanya Pasar ID (PaID) itu supaya para pedagang pasar ini bisa punya akses pendanaan murah untuk pembiayaan daripada perdagangan," ungkap Erick.