Rabu 16 Feb 2022 23:49 WIB

Pemerintah Siapkan Cadangan Anggaran 2023 Hadapi Varian Baru Covid-19

Cadangan anggaran disiapkan sebagai bantalan anggaran pemerintah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah menyiapkan cadangan anggaran untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023 mendatang, termasuk varian baru Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, cadangan anggaran tersebut digunakan sebagai bantalan anggaran pemerintah.
Foto: dokpri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah menyiapkan cadangan anggaran untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023 mendatang, termasuk varian baru Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, cadangan anggaran tersebut digunakan sebagai bantalan anggaran pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menyiapkan cadangan anggaran untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023 mendatang, termasuk varian baru Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, cadangan anggaran tersebut digunakan sebagai bantalan anggaran pemerintah.

“Tentu seperti yang kita alami saat sekarang, kita perlu juga cadangan anggaran untuk apabila terjadi varian-varian baru Covid-19, kita tetap punya kesiapan bantalan anggaran,” ujar Airlangga saat keterangan pers usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2).

Dalam paparannya, Airlangga menyampaikan berbagai tantangan pada tahun depan yang harus disiapkan, salah satunya yakni ketidakpastian dari Covid-19 dan varian turunannya serta inflasi global di sejumlah negara maupun normalisasi kebijakan moneter.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, penyusunan anggaran untuk 2023 akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan ancaman pandemi Covid-19. Ia melanjutkan, pada tahun depan juga muncul tantangan baru yang harus diwaspadai pemerintah. Indonesia, kata Menkeu, termasuk negara yang bisa mencapai pemulihan ekonomi sebelum precovid.

“Jadi GDP kita secara level sudah mencapai precovid level atau bahkan di atasnya,” ujarnya.

Hal tersebut didukung oleh pemulihan dari sisi permintaan seperti konsumsi, investasi, dan ekspor, serta dari sisi produksi seperti manufaktur, perdagangan, dan konstruksi yang sudah mencapai prepandemi level.

“Ini adalah suatu pemulihan yang cukup cepat hanya lima kuartal kita sudah bisa kembali ke GDP seperti sebelum musibah Covid-19. Banyak negara tetangga di Asean dan emerging country di dunia yang belum mencapai precovid level,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement