Rabu 16 Feb 2022 12:33 WIB

Lakukan Rebranding, Berrybenka Dapat Pendanaan 7 Juta Dolar AS

Berrybenka melakukan rebranding menjadi Grow Commerce dengan empat merek.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Berrybenka. Ilustrasi
Foto: Google
Berrybenka. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berrybenka melakukan rebranding menjadi Grow Commerce dengan empat merek di dalam portofolio mereka yang memiliki nilai pendapatan tahunan mencapai 20 juta dolar AS. Grow Commerce berhasil meraih pendanaan tahap awal atau seed funding senilai tujuh juta dolar AS yang dipimpin oleh AC Ventures, dan diikuti oleh East Ventures, serta IRONGREY.

Pendiri & CEO, Grow Commerce, Jason Lamuda mengatakan Grow Commerce mengatakan perusahaan ini akan mengakuisisi berbagai brand untuk mempercepat pertumbuhan merek Direct-to-Consumer (DTC) di pasar Asia Tenggara. Selain Berrybenka, yang diluncurkan Jason pada 2013, Grow Commerce juga memiliki portofolio empat merek lain, dengan pendapatan tahunan sebesar 20 juta dolar AS.

Baca Juga

“Dengan pendanaan baru ini, Grow Commerce akan mendorong rangkaian akuisisi lebih banyak merek, dan menciptakan teknologi yang lebih mutakhir untuk mendukung aspek operasional guna mempercepat pertumbuhan,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (16/2/2022).

Menurutnya, Grow Commerce mengambil posisi sebagai House of Brands lantaran pengalaman operasionalnya membangun dan mendukung pertumbuhan merek lokal. Mereka platform online sendiri, membangun jaringan toko offline, berekspansi dan berjuang di berbagai pasar online.

Mereka berkomitmen untuk bermitra dengan lebih banyak merek lokal dan para pengusaha di kawasan. Menurut Jason, putaran pendanaan saat ini akan digunakan untuk mengakuisisi merek yang berkembang pesat, meningkatkan penjualan lini depan, dan memperluas rantai pasok.

Founder & Managing Partner, AC Ventures, Adrian Li mengatakan strategi bisnis yang beroperasi dengan cara mengakuisisi merek-merek berbasis digital tumbuh dengan cepat. Pasar Asia Tenggara dianggap sebagai area yang tepat untuk mengoperasikan model bisnis ini.

“Sebagian besar penduduk di wilayah ini merupakan pengguna internet berbasis mobile, terdapat campuran antara DTC dan saluran distribusi penjualan online, dan relevansi berkelanjutan dari ritel offline,” katanya.

Setelah menjadi bagian dari house of brands, portofolio akan dibekali dengan berbagai strategi pertumbuhan omnichannel. Seperti Berrybenka dan Aleza yang telah memberikan pertumbuhan penjualan QoQ lebih dari dua kali lipat hingga tiga kali lipat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement