Selasa 14 Dec 2021 09:53 WIB

Pasar Nantikan Kepastian Tapering, IHSG Diprediksi Melemah

IHSG akan cenderung melemah pada perdagangan hari ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. Tunggu kepastian tapering, IHSG bergerak terbatas.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. Tunggu kepastian tapering, IHSG bergerak terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Selasa (14/12). IHSG menguat tipis ke level 6.665,38 melanjutkan kenaikan indeks domestik sepekan sepekan terakhir. 

Meski demikian, kenaikan IHSG tersebut akan sangat terbatas. Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, sejalan dengan pergerakan indeks saham global. 

Baca Juga

"Indeks saham di Asia pagi ini dibuka variatif (mixed) setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir melemah dengan DJIA dan S&P 500 mencatatkan penurunan harian terbesar dalam hampir dua minggu," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (14/12). 

Imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 7 bps menjadi 1,42 persen. Menurut riset, investor mempersiapkan diri menghadapi hasil keputusan pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve untuk tahun ini serta rilis sejumlah data ekonomi AS, terutama Penjualan Ritel dan Housing Starts.

Bank sentral AS tersebut diprediksi akan mengumumkan percerpatan pengurangan (tapering) program pembelian obligasinya. Hal ini dinilai akan membuka pintu bagi jadwal kenaikan suku bunga acuan yang lebih awal.

Phillip Sekuritas menyebut kekhawatiran mengenai varian Omicron masih menjadi faktor pemberat kenaikan indeks saham global setelah Inggris melaporkan kasus kematian pertama akibat varian Omicron. Selain itu, muncul keragu-raguan baru mengenai efektifitas vaksin yang tersedia terhadap varian Omicron.

University of Oxford kemarin menerbitkan sebuah laporan yang memperlihatkan 2 dosis suntikan vaksin Astrazeneca atau Pfizer secara susbstansial kurang efektif dalam melawan varian Omicron di banding dengan varian-varian virus Covid-19 sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement