REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Balitbangtan Kementan RI berencana mengembangkan bawang varietas unggul Batu Ijo di daerah itu. Pengembangan ini bertujuan meningkatkan produktivitas hingga meningkatkan pendapatan petani.
Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Balitbangtan Kementan RI, Husnain, mengatakan varietas Batu Ijo memang belum banyak dikenal. Tapi varietas ini memiliki banyak keunggulan. Seperti umbi yang lebih besar dan rasa yang tidak jauh berbeda dari bawang lokal.
"Pengembangan varietas itu juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan sehingga bisa menurunkan penggunaan pupuk pestisida yang berbahaya bagi kesehatan," kata Husnain, saat berkunjung ke Sumbar, Senin (20/9).
Husnain menyebut Kementan akan mencoba mengembangkan varietas ini di Kabupaten Tanah Datar. Tanah Datar menurut Husnain, cocok karena masih baru dalam pengembangan bawang sehingga tanahnya juga belum banyak terkontaminasi oleh pestisida.
Ia menyebut untuk pengembangan varietas itu akan difokuskan pada pengelolaan irigasi, pupuk dan ketahanan dari hama penyakit.
Varietas Batu Ijo dapat diusahakan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi (50–1000 m dpl). Umur panen 65 - 70 hari, tinggi tanaman 45-60 cm, banyak anakan sampai lima umbi/rumpun. Kondisi tanah yang diinginkan tanaman bawang merah yaitu berdrainase baik dan subur, tekstur lempung berpasir dan struktur remah dengan pH 6,0 hingga 6,5.
Karena itu tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dapat ditanam di lahan sawah, lahan kering atau lahan tegalan pada jenis tanah bervariasi.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi, berharap varietas ini bisa meningkatkan hasil panen bawang petani dari awalnya sekitar 12 ton per hektar menjadi 18 ton per hektar."Ini tentu akan menguntungkan petani di Sumbar," katanya saat menerima Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian Balitbangtan Kementan di Istana Gubernur.
Ia mengatakan selama ini Sumbar telah dikenal sebagai sentra bawang di Sumatra. Dengan varietas unggul tersebut produktivitas akan meningkat tajam sehingga bisa menembus pasar lebih luas.
Mahyeldi meminta ada dukungan dari pemanfaatan teknologi tepat guna serta hilirisasi produk yang akan bisa menarik minat dari generasi muda untuk terjun dalam bidang ini. Mahyeldi menyebut saat ini Sumbar mulai kekurangan petani karena itu generasi muda harus diajak untuk mengembangkan sektor ini dengan memanfaatkan teknologi.