REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kebijakan Relaksasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) membawa banyak manfaat bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19. Khususnya hal ini dirasakan oleh pelaku usaha yang terdampak atau ingin mengembangkan usahanya.
Relaksasi KUR yang dihadirkan pemerintah sejak Maret 2020 lalu itu turut dirasakan manfaatnya oleh Endang Tri Cahayawati, seorang pengusaha kue. Ia mengakui, selama pandemi Covid-19, omzet usahanya mengalami penurunan drastis.
"Karena adanya pandemi, omzet saya menurun lebih dari 50 persen. Saya juga memiliki 4 karyawan yang harus dipertahankan," ujarnya usai dialog bersama Menko Perekonomian Airlangga di Pekalongan (16/9/2021).
Endang mengatakan, ia mendapatkan info program KUR melalui informasi di group UMKM yang telah diikutinya. Pada awalnya Endang ragu untuk mengambil program KUR, namun ia ingin usahanya kembali bangkit meski di masa pandemi.
"Pada awalnya ragu tapi saya mencoba untuk mengembangkan usaha. Jadi saya mengajukan KUR Rp200 juta dalam jangka waktu 4 tahun. Alhamdulillah sekarang sudah nambah 1 karyawan lagi," ungkapnya.
Untuk itu, Endang mengajak para UMKM untuk segera memanfaatkan bantuan stimulus usaha KUR untuk mengembangkan usaha dan bangkitkan perekonomian UMKM bersama.
"Bagi teman-teman UMKM, yang ingin meningkatkan bisnisnya, mari manfaatkan KUR, karena bunganya ringan hanya 6 persen dan persyaratannya mudah juga tidak dipungut biaya lainnya, agar membantu meningkatkan usaha kita," jelasnya.
Tidak hanya Endang yang bersyukur dan berkembang usahanya setelah menerima bantuan tersebut. Adapula, Adib Alkaromi (pelaku usaha seserahan pernikahan). Menurut pengakuan Adib, dirinya bersyukur dengan adanya program KUR tanpa anggunan dan bunga 6 persen ini, ia bisa mengembangkan usahanya yang sempat terhenti karena pembatasan acara pernikahan di masa pandemi.
"Alhamdulillah setelah adanya KUR, saya bisa melakukan produksi lebih massal dengan modal yang berikan. Bahan pokok yang diproduksi juga semakin murah dan harga juga semakin bersaing," katanya.
Tak hanya itu, bermodalkan KUR yang ia terima di bulan Oktober 2020, Adib menambahkan bermacam variasi bentuk seserahan sebagai tambahan pilihan konsumennya. Dalam pemasarannya, Adib memanfaatkan marketplace sebagai sarana penjualannya. Pasalnya, Adib mengaku omzetnya tidak menentu jika memasarkan secara offline.
Terlebih, dengan pelarangan diadakan pesta-pesta pernikahan di masa PSBB berlangsung beberapa waktu lalu, semakin menekan usahanya. Padahal kegiatan pesta adalah sumber utama pemasukannya. Lantas, demi mendapatkan modal ini, dirinya memberanikan diri untuk berkunjung ke bank demi memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
"Ternyata KUR yang sekarang beda dengan yang dulu, KUR sekarang tidak dikenakan biaya potongan sama sekali di Bank Jateng jadi saya menerima Rp100 Juta full. Saya sangat terbantukan dengan KUR ini, bisnis saya bisa dipasarkan melalui online dan sekarang omzet saya mencapai Rp 40 juta setiap bulannya," jelasnya.
Secara khusus, Adib menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada kesempatan tersebut.
“Saya berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan Pak Menko Airlangga sudah membuat program KUR sehingga UMKM bisa semangat dan kembali bangkit di pandemi," tandasnya.
Hal tersebut disampaikan usai dialog diskusi bersama Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan tema Optimalisasi Penyaluran KUR dalam meningkatkan Kesejahteraan Dan Pemulihan Ekonomi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.