Rabu 08 Sep 2021 14:01 WIB

Investor Wajib Gandeng Pengusaha Lokal untuk Dapat Insentif

Kolaborasi itu harus mendapat dukungan agar adanya pemerataan investasi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Bahlil menegaskan, kerja sama antara investor dengan pengusaha lokal menjadi syarat utama untuk bisa memperoleh insentif dari Kementerian Investasi.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Bahlil menegaskan, kerja sama antara investor dengan pengusaha lokal menjadi syarat utama untuk bisa memperoleh insentif dari Kementerian Investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menegaskan, kerja sama antara investor dengan pengusaha lokal menjadi syarat utama untuk bisa memperoleh insentif dari Kementerian Investasi. Karena itu, pihaknya mendorong agar kolaborasi bersama pengusaha-pengusaha di setiap daerah agar mulai digencarkan.

"Kolaborasi pengusaha daerah dengan pusat harus terjadi. Itu syarat utama kalau mau insentif. Kenapa? Karena saya tidak mau daerah hanya jadi objek investasi, saya mau jadi subjek dan objek pembangunan dalam konteks ekonomi," kata Bahlil dalam webinar, Rabu (8/9).

Baca Juga

Bahlil mengatakan, kolaborasi itu harus mendapat dukungan agar adanya pemerataan investasi. Ia juga mengklaim keseimbangan antara investasi asing dan dalam negeri, serta antara Jawa dan Luar Jawa mulai berimbang. Keseimbangan itu diharapkan akan memberikan dampak pada keseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi antardaerah.

"Misal investasi di Maluku Utara, ya bukan orang Maluku Utara di Jakarta yang ikut, tapi harus orang Maluku Utara di Maluku Utara tapi dengan syarat profesional, punya etos kerja. Bukan pengusaha modal proposal karena tim sukses kepala daerah yang tidak memperhatikan kualitas kerja," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan, investasi saat ini juga diharap tidak hanya memandang investasi dari asing saja. Tapi juga potensi-potensi investasi investor dalam negeri. Lebih jauh, bukan hanya yang berskala besar tapi skala UMKM pun perlu mendapatkan perhatian.

"Selanjutnya, bagaimana dengan investasi usaha kecil jadi menengah, lalu menjadi besar. Jadi ini semua diartikulasikan sebagai investasi yang berkualitas," kata Bahlil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement