Jumat 23 Jul 2021 13:22 WIB

Kementan: Tahun Ini Volume Ekspor Produk Unggas Naik

Status kesehatan hewan menjadi kunci utama membuka peluang ekspor ke negara lain

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah mengatakan ekspor produk unggas Indonesia periode Januari sampai Mei 2021 mencapai 258,85 ton atau naik 12,98 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdasarkan angka tetap Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Pusdatin dan Ditjen PKH.
Foto: istimewa
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah mengatakan ekspor produk unggas Indonesia periode Januari sampai Mei 2021 mencapai 258,85 ton atau naik 12,98 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdasarkan angka tetap Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Pusdatin dan Ditjen PKH.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah mengatakan ekspor produk unggas Indonesia periode Januari sampai Mei 2021 mencapai 258,85 ton atau naik 12,98 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdasarkan angka tetap Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Pusdatin dan Ditjen PKH.

“Peningkatan volume ekspor produk unggas Januari-Mei 2021 tersebut, diikuti oleh peningkatan nilai ekspor 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari nilai ekspor tahun 2020 sebesar USD 841,4 ribu menjadi USD 885,2 ribu pada tahun 2021," ujar Nasrullah.

Ia menjelaskan, ada beberapa ekspor unggas Indonesia ke beberapa negara saat ini, yaitu berupa unggas hidup seperti DOC (Day Old Chick), daging olahan ayam dan telur. Negara tujuan ekspor produk unggas Indonesia di antaranya adalah Jepang, Qatar, Republic Democratic Timor Leste (RDTL) Papua Nugini dan Myanmar.

Bahkan produk olahan daging ayam Indonesia juga telah disetujui untuk dapat masuk di negara Uni Emirat Arab/UEA. Khusus untuk ekspor ke negara jepang, saat ini tengah dipersiapkan inspeksi dari pemerintah Jepang terkait perluasan jenis produk yang dapat diekspor, termasuk karkas ayam.

“Tembusnya produk olahan daging ayam Indonesia di pasar internasional menunjukkan, bahwa mutu produk dan status kesehatan hewan serta sistem jaminan keamanan pangan unggas Indonesia telah diterima atau diakui oleh negara maju," jelas Nasrullah.

Lebih lanjut, Nasrullah menekankan, bahwa status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor ke negara lain. Maka, Kementan secara konsisten mengembangkan dan memastikan update informasi mengenai jaminan kesehatan hewan, mutu, dan keamanan setiap produk yang akan di ekspor.

Saat ini, kompartementalisasi bebas flu burung Indonesia telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sesuai dengan standar internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah diterbitkannya daftar unit usaha kompartemen bebas flu burung Indonesia di website OIE.

Selain terus mendorong ekspor unggas produksi Indonesia, pemerintah melalui Kementan juga terus berupaya meningkatkan konsumsi protein asal unggas di masyarakat dalam negeri. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan promosi peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.

"Di masa pandemi saat ini, kami mengajak kepada masyarakat agar terus meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam untuk menambah daya tahan dan imunitas tubuh, utamanya di masa PPKM darurat saat ini," kata Nasrullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement