REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggencarkan promosi produk bumbu makanan khas Indonesia ke mancanegara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, upaya tersebut menjadi langkah memperluas ekspor produk bumbu makanan dari rempah sekaligus pertumbuhan restoran Indonesia di berbagai negara.
Ia mengatakan, kebijakan itu bagian dari agenda promosi wisata Spice Up The World. Agenda tersebut, terdekat bakal digelar di Amerika Serikat pada bulan ini."Tujuan utama dari program ini untuk mendorong kuliner Indonesia hadir di mancanegara dan memberi nilai tambah bagi Indonesia," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (19/7).
Ia mengatakan, Kemenparekraf tentu juga melibatkan perwakilan pemerintah di luar negeri sekaligus diaspora untuk ikut membantu promosi secara terus menerus. Pihaknya meyakini, potensi bumbu makanan Indonesia sangat besar untuk diterima di pasar dunia.
Sandiaga menyampaikan, ekspor bumbu atau rempah olahan serta komoditas rempah segar Indonesia mengalami tren positif rata-rata sekitar 2,95 persen dalam lima tahun terakhir. Adapun pada tahun 2020 lalu, total nilai ekspor mencapai 1,02 miliar dolar AS.
"Hingga 2024 kita berupaya melipatgandakan dan mendorong ini hadir di tengah mancanegara. Kita targetkan peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi 2 miliar dolar AS," ujar Sandiaga.
Adapun produk bumbu yang dipromosikan seperti bumbu rendang, nasi goreng, satai, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lain seperti kecap manis dan kacang tanah. Sementara, rempah prioritas ekspor yakni lada, pala, cengkih, jahe, kayu manis, dan vanila.