REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi meluncurkan Program Rasa Rempah Indonesia (S’RASA) sebagai upaya memperkuat promosi budaya, kuliner, dan pariwisata Indonesia di kancah internasional. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian, yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata, Kementerian UMKM, dan Kementerian Ekonomi Kreatif.
"Ini bukti kami di Kabinet Merah Putih selalu kompak dan juga berusaha melayani sebuah inovasi melalui sebuah kebersamaan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia," ujar Erick dalam acara Peluncuran Program Rasa Rempah Indonesia (S’RASA) di Sarinah, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Erick menyampaikan dukungan lintas kementerian akan memperkuat daya saing promosi Indonesia di luar negeri. Erick menyebut peran Kementerian Luar Negeri yang memiliki jaringan diplomasi di berbagai negara disebut menjadi kunci penting dalam menyebarkan gaung program ini.
"Kita sebagai supporting system, apalagi Kemenlu sekarang yang punya presence di masing-masing negara, bisa menjadi sebuah kekuatan tersendiri. BUMN yang terlibat itu InJourney dan Sarinah yang memang ahlinya," sambung Erick.
Erick optimistis program ini akan membawa dampak positif bagi citra Indonesia di dunia internasional. Menurut Erick, S’RASA bukan hanya sekadar promosi, melainkan juga bagian dari diplomasi budaya yang mampu memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata nasional.
"Jadi insyaAllah saya rasa ini program yang baik, kita mempromosikan bangsa kita dan insyaAllah juga kita dapat berkahnya semua," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan program Rasa Rempah Indonesia (S’RASA) merupakan langkah strategis untuk memperkuat diplomasi kuliner sekaligus memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke kancah global. Budi menyebut inisiatif ini akan menjadi momentum besar untuk membranding restoran Indonesia di mancanegara.
"Kita ingin mem-branding restoran kita di negara lain. Saya dapat tugas dari Pak Erick untuk mengumpulkan atau bagaimana mengkolaborasikan antarkementerian dan lembaga (KL) ini," ujar Budi.
Budi mengatakan tahap awal program ini akan dimulai dengan kurasi restoran Indonesia di lima kota dunia, yakni New York, London, Amsterdam, Tokyo, dan Sydney. Menurutnya, kurasi tersebut dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kualitas, konsep, serta standar internasional.
"Jadi kami sudah diskusi dengan teman-teman, kami sudah menyiapkan konsepnya," sambung Budi.
Budi menyampaikan kolaborasi lintas kementerian ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang menandai komitmen bersama untuk mewujudkan diplomasi kuliner Indonesia. Program S’RASA nantinya tidak hanya menyajikan hidangan khas Nusantara, tetapi juga memperkenalkan cita rasa, warisan budaya, dan kekayaan rempah Indonesia.
"Jadi nanti ada tim yang akan melakukan itu. Kemudian tentunya nanti akan ada standar, konsep dan sebagainya. Tapi pada kesempatan ini kami masing-masing kementerian mempunyai komitmen bersama yang kemudian dituangkan dalam MoU atau nota kesepahaman," ucap Budi.
Budi meyakini program ini mampu memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan ekspor, pertumbuhan pariwisata, hingga penguatan ekonomi kreatif nasional. Budi berharap penandatanganan MoU hari ini dapat menjadi tonggak penting dalam menyatukan semangat pemerintah untuk membawa identitas kuliner Indonesia ke panggung internasional.
"Dan tentunya nanti ini dampaknya bisa ke mana saja, ekspor kita meningkat, pariwisata kita meningkat, kemudian peran BUMN, ekonomi kreatif dan semuanya," kata Budi.