Selasa 13 Jul 2021 18:24 WIB

Anggaran Subsidi Bunga KUR Ditambah Rp 16,7 Triliun

Tambahan anggaran subsidi tersebut disalurkan kepada 7,6 juta debitur.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja menyelesaikan pembuatan roti hangat di salah satu industri rumahan di kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (7/7/2021). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 5 Juli 2021 telah mencapai Rp128,46 triliun atau sebanyak 50,77 persen dari total target Rp253 triliun sesuai dengan relaksasi kebijakan OJK untuk mengantisipasi tekanan terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Pekerja menyelesaikan pembuatan roti hangat di salah satu industri rumahan di kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (7/7/2021). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 5 Juli 2021 telah mencapai Rp128,46 triliun atau sebanyak 50,77 persen dari total target Rp253 triliun sesuai dengan relaksasi kebijakan OJK untuk mengantisipasi tekanan terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menganggarkan tambahan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 16,7 triliun pada akhir 2021. Pemerintah menargetkan penambahan anggaran subsidi tersebut disalurkan kepada 7,6 juta debitur.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan adanya tambahan tersebut, total anggaran subsidi KUR sebesar Rp 31,6 triliun pada tahun ini.

Baca Juga

“Tambahan subsidi KUR dengan target 7,6 juta debitur senilai Rp 16,7 triliun,” ujarnya berdasarkan bahan paparan saat rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR seperti dikutip Selasa (13/7).

Pada semester satu 2021, Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi bunga KUR sebesar Rp 8 triliun kepada sebanyak 3,3 juta debitur. Pemerintah juga melakukan penambahan anggaran beberapa subsidi lainnya seperti bantuan sosial tunai senilai Rp 6 triliun kepada 10 juta KPM dan melanjutkan program kartu prakerja sebesar Rp 10 triliun kepada 2,8 juta peserta.

Di samping itu Sri Mulyani menyampaikan risiko dari pandemi Covid-19 yang masih tinggi khususnya varian delta akan berimplikasi pada tingkat konsumsi masyarakat. Akibatnya pemulihan ekonomi akan tertahan. 

Dia pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi melambat pada kisaran empat hingga 5,4 persen pada kuartal tiga 2021. Secara keseluruhan 2021 pertumbuhan ekonomi diperkirakan kisaran 3,7 hingga 4,5 persen.

Maka itu, Sri Mulyani menyebut belanja negara diakselerasi untuk mendukung pengendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional pada tingkat pusat maupun daerah.

“Pada semester satu 2021, pemerintah telah merealisasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 203 triliun. Pemerintah optimistis anggaran perlindungan sosial akan terealisasi sebesar Rp 491,5 triliun pada akhir 2021,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement