REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Upaya memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setidaknya harus mempertimbangkan tiga pilar penting. Pilar itu bernama 3P, yaitu pembinaan, pengembangan, dan proteksi.
CEO BRI Insurance (BRINS), Fankar Umran, mengajak setiap masyarakat, khususnya para pelaku bisnis UMKM untuk lebih menyadari pentingnya perlindungan risiko pada masing-masing usaha.
Selain pertumbuhan dan ekspansi, kata dia, proteksi usaha juga menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan mendirikan usaha.
"Kadang kita lupa akan faktor proteksi sebagai salah satu pilar dalam memajukan UMKM. Kalau UMKM bisa berkembang, namun tidak terproteksi, bisa saja kolaps ketika terpapar risiko. Apalagi pada UMKM di kelas mikro dan ultra mikro yang rata-rata berada pada ekonomi pas-pasan," ujar Fankar di Jakarta, Kamis (6/7).
Ketika dihadapkan para risiko, Fankar menyebut, umumnya para pelaku industri UMKM tidak punya dana cadangan untuk membangun kembali usahanya. Sehingga, sebagian besar pengusaha kecil tersebut tidak bisa bangkit dari musibah yang sedang terjadi.
Fankar menyebut, kolapsnya usaha akibat risiko yang datang secara tiba-tiba bisa diatasi dengan asuransi mikro.
Dia menjelaskan premi asuransi mikro sangat kecil dan murah namun bisa memberikan perlindungan ketika dibutuhkan.
Dia mencontohkan, dengan membayar Rp 50 ribu saja dalam setahun, asuransi bisa memberikan santunan hingga Rp 15 juta jika terjadi musibah.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mulai berpikir tentang proteksi. Tidak hanya pertumbuhan dan ekspansi usaha. Dalam situasi pandemi, masyarakat sudah semakin aware, hanya tinggal diperdalam saja," kata Fankar.
Dia menjelaskan, BRINS terus menjangkau lebih banyak nasabah di level mikro yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Fankar, ada dua cara yang bisa dilakukan oleh BRINS, yaitu cara konvensional dan cara digital. Menjangkau nasabah secara digital nantinya akan dibantu agen laku pandai yang terdaftar pada aplikasi BRINS Agent.
"Ada lebih dari satu juta agen bank. Kalau agen ini bisa kita manfaatkan untuk menjangkau nasabah, bayangkan ada berapa nasabah yang bisa kita jangkau. Sangat mungkin sekali kita berkontribusi pada financial inclusion," kata dia.