REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal II 2025 dengan laba bersih sebesar Rp 355 miliar atau melonjak 218 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan signifikan ini didorong oleh strategi transformasi bisnis yang mulai menunjukkan hasil nyata, khususnya dari segmen gaming dan investasi.
"Transformasi yang kami lakukan mulai menunjukkan hasil yang nyata, dengan struktur bisnis yang semakin ramping, fokus, dan produktif," kata Direktur Bukalapak, Victor Putra Lesmana, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Selama periode April–Juni 2025, pendapatan Bukalapak meningkat 12 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 1,6 triliun. Segmen gaming menjadi penyumbang terbesar dengan pendapatan sebesar Rp 1,36 triliun, naik 24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sementara itu, segmen investasi juga tumbuh 13 persen menjadi Rp 14 miliar, dengan margin kontribusi lebih dari 30 persen. EBITDA yang disesuaikan tercatat minus Rp 14 miliar, membaik dibandingkan minus Rp 20 miliar pada kuartal sebelumnya, mencerminkan perbaikan sebesar 30 persen.
Jika digabung dengan pendapatan bunga bersih, EBITDA yang disesuaikan ditambah net interest income mencapai Rp 201 miliar.
Efisiensi beban operasional turut mendukung perbaikan kinerja, terutama dari penurunan beban umum dan administrasi yang membantu memperkuat profitabilitas perusahaan pada kuartal ini.
Selain gaming dan investasi, segmen ritel dan mitra Bukalapak tetap menjadi bagian penting dalam ekosistem digital Bukalapak.
Segmen ritel mempertahankan margin kontribusi di angka 27,6 persen.
"Segmen gaming kini menjadi salah satu kekuatan utama dalam ekosistem kami. Bersama mitra Bukalapak, ritel, dan investment, seluruh segmen bisnis memiliki peran strategis yang saling menguatkan," ujar Victor.
Dari sisi keuangan, posisi kas, setara kas, dan investasi likuid Bukalapak mencapai Rp 18,5 triliun per akhir Juni 2025.
Dana tersebut ditempatkan pada instrumen keuangan yang likuid, seperti deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana, memberikan fleksibilitas untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dengan struktur bisnis yang semakin sehat dan dukungan keuangan yang kuat, Bukalapak menyatakan siap melanjutkan tren positif ini pada paruh kedua 2025.