Selasa 29 Jun 2021 13:47 WIB

IMF Setujui Pinjaman Rp 14,4 Triliun untuk Uganda

IMF melihat pertumbuhan 4,3 persen untuk Uganda pada tahun fiskal 2021 dan 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Peta Uganda. Dana Moneter Internasional (IMF) setuju untuk mengucurkan dana sekitar 1 miliar dolar AS ke Uganda.
Peta Uganda. Dana Moneter Internasional (IMF) setuju untuk mengucurkan dana sekitar 1 miliar dolar AS ke Uganda.

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Dana Moneter Internasional (IMF) setuju untuk mengucurkan dana sekitar 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14,4 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) ke Uganda. Bantuan dana IMF ini untuk mendukung pemulihan ekonomi negara itu di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Pinjaman dengan jangka waktu tiga tahun itu disetujui oleh dewan eksekutif di bawah fasilitas kredit. Pencairan dana tersebut akan kemungkinan sekitar 258 juta dolar AS untuk membantu mendukung anggaran negara setelah 491,5 juta dolar AS dalam dukungan darurat pada Mei 2020, IMF mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (28/6) kemarin seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (29/6).

Baca Juga

Wakil Direktur Pelaksana IMF, Tao Zhang, mengatakan, pandemi telah membalikkan perbaikan selama satu dekade dalam pengentasan kemiskinan dan membuka kesenjangan fiskal dan pembiayaan eksternal.

Adapun, Zhang menjelaskan, program otoritas Uganda, yang didukung oleh pinjaman IMF hanya berfokus pada menjaga utang publik pada jalur yang berkelanjutan sambil meningkatkan komposisi pengeluaran dan memajukan reformasi struktural untuk menciptakan ruang untuk membiayai investasi swasta, mendorong pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

IMF melihat pertumbuhan 4,3 persen untuk Uganda pada tahun fiskal 2021 dan 2022. Selanjutnya baru akan bisa kembali ke tingkat pra-pandemi 6-7 persen dalam jangka menengah, menurut pernyataan dana.

"Prospeknya tetap sangat tidak pasti, dengan risiko miring ke bawah, termasuk dari kebangkitan langkah-langkah penahanan yang lebih ketat terkait dengan tingkat kasus Covid-19 yang lebih tinggi," kata IMF.

Pinjaman itu datang ketika pemerintah negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Afrika Timur itu berusaha untuk mempersempit defisit fiskal menjadi 6,4 persen dari produk domestik bruto pada tahun yang dimulai 1 Juli dari perkiraan 9,9 persen pada periode saat ini.

Perkiraan itu mengasumsikan bahwa pengeluaran tidak akan meningkat pada 2021-22, dan bahwa pemerintah akan mencapai targetnya untuk meningkatkan pendapatan sebesar 15 persen.

Diketahui, Uganda sedang berjuang melawan gelombang baru infeksi Covid-19, setelah mengkonfirmasi hampir 80.000 kasus dan 1.000 kematian, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement