Senin 21 Jun 2021 11:53 WIB

RI Masuk Dewan FAO, Pangan Nasional-Global Bisa Bersinergi

Posisi Indonesia di bidang pangan akan semakin strategis di jejaring internasional.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Food and Agriculture Organization
Foto: ist
Food and Agriculture Organization

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis dengan masuknya Indonesia sebagai Anggota Dewan Badan Pangan Dunia (FAO) 2021-2024, pemerintah dapat mempengaruhi kebijakan pangan dunia. Dengan begitu, diharapkan kebijakan yang diambil FAO juga sejalan dengan program strategis di negara-negara Asia.

"Dengan begitu kita harapkan kepentingan pangan dalam negeri bisa bersinergi dengan kepentingan pangan global," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri, kepada Republika.co.id, Senin (21/6).

Baca Juga

Kuntoro mengatakan, pemerintah khususnya Kementan, akan mengoptimalisasi status tersebut untuk kepentingan nasional dan regional. Terlebih di masa pandemi saat ini.

"Kita memahami peluang dan potensi pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pertanian sangat terbuka," kata dia.

Terlebih, lanjut Kuntoro, posisi Indonesia di bidang pangan akan semakin strategis di jejaring internasional. "Peran-peran seperti ini yang harus dikapitalisasi sehingga berdampak pada kesejahteraan petani dan kemajuan ekonomi nasional," ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, pada sidang ke-42 Konferensi FAO yang diselenggarakan secara virtual pada 1 –18 Juni 2021, Indonesia terpilih sebagai Anggota Dewan FAO.

Indonesia dinominasikan oleh Filipina dan India mewakili grup Asia bersama dengan lima negara anggota lainnya, yaitu Bangladesh, Filipina, Jepang, Cina, dan Republik Korea.

Sebagai anggota Dewan FAO 2021-2024, Indonesia dapat berperan secara aktif dalam berbagai kebijakan di FAO, khususnya yang terkait dalam pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, transformasi sistem pangan berkelanjutan, dan pengawalan kerjasama teknis melalui platform Hand-in-Hand Innitiative (HIHI) yang dapat disinergikan dengan Indonesia melalui Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, selaku ketua Delegasi Indonesia dalam pernyataannya pada debat umum yang bertemakan Transformasi Sistem Pangan Pertanian: dari Strategi ke Aksi, secara khusus menyoroti pentingnya upaya berkelanjutan untuk transformasi menuju sistem pertanian pangan yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia telah dilakukan dengan mengedepankan prinsip berorientasi lokal, kolaboratif, transformatif, tangguh, dan berkelanjutan.

“Komitmen Indonesia untuk terus bekerja sama dengan FAO dan anggotanya, termasuk melalui Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. Secara khusus, penguatan kolaborasi menjadi sangat penting dalam penanganan dampak Covid-19 terhadap sistem pangan dan pertanian," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement