Selasa 25 May 2021 18:52 WIB

Sri Mulyani: Pengangguran Bisa Dikurangi 1,02 Juta Orang

Sri Mulyani meyakini tingkat pengangguran di Indonesia akan kembali berkurang.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi:pencari kerja - Sejumlah warga antre untuk mengurus pembuatan Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning). Pemerintah menyatakan telah mampu mengurangi tingkat pengangguran sebanyak 1,02 juta.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
ilustrasi:pencari kerja - Sejumlah warga antre untuk mengurus pembuatan Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning). Pemerintah menyatakan telah mampu mengurangi tingkat pengangguran sebanyak 1,02 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan telah mampu mengurangi tingkat pengangguran sebanyak 1,02 juta. Hal ini dilakukan pemerintah di tengah masa pemulihan ekonomi dari dampak Pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan mengatakan pengangguran per Februari 2021 berjumlah 8,75 juta orang, berkurang 1,02 juta orang dari posisi Agustus 2021 sebanyak 9,77 juta orang

Baca Juga

"Kita mampu mengurangi pengangguran sebanyak 1,02 juta orang atau 0,81 percentage point, ini sesuatu yang bagus," ujarnya saat konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (25/5).

Dengan perkembangan tersebut, Sri meyakini tingkat pengangguran di Indonesia akan kembali berkurang dan penyerapan tenaga kerja akan segera maksimal. Sebab, pada kuartal dua 2021 ekonomi mulai kembali positif.

"Q2 nanti momentum naik kita harap kesempatan kerja terjadi lagi dan kesejahteraan naik dan tingkat pengangguran akan mulai menurun kembali," ucapnya.

Sri Mulyani juga  mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal dua 2021 kisaran atas tujuh persen. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 7,1 sampai 8,3 persen.

"Proyeksi Q2 kita adalah dalam range 7,1-8,3 persen," ucapnya.

Menurutnya proyeksi ini ditopang oleh perkiraan konsumsi pemerintah akan tumbuh kisaran 8,1 persen sampai 9,7 persen, investasi tumbuh kisaran 9,4 persen sampai 11,1 persen, ekspor akan tumbuh 14,9 persen sampai 19,7 persen dan impor tumbuh 13 persen sampai 19,7 persen.

“Investasi akan mengalami akselerasi, kita harap bisa tembus double digit growthnya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement