REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank sentral China (PBOC) menyuntikkan uang tunai jangka menengah ke dalam sistem keuangan. Adapun langkah ini untuk menjaga biaya pinjaman tetap stabil karena ekonomi melanjutkan pemulihannya dari pandemi virus.
Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Selasa (17/5) Bank Rakyat China atau People's Bank of China menambahkan 100 miliar yuan (15,5 miliar dolar AS) atau sekitar Rp 221,6 triliun untuk dana satu tahun dengan fasilitas pinjaman jangka menengah, menyamai jumlah yang akan jatuh tempo dalam sebuah langkah yang diharapkan oleh para analis. Otoritas juga mempertahankan suku bunga tidak berubah pada angka 2,95 persen.
Dengan menjaga likuiditas yang cukup, operasi tersebut dipandang mendukung saham dan obligasi yang sensitif terhadap likuiditas negara. Adapun biaya untuk uang kertas 10 tahun China sedikit berubah.
Di pasar uang, tingkat pembelian kembali tujuh hari naik 19 basis poin menjadi 2,18 persen, mendekati level rata-rata harian selama setahun terakhir, bahkan baru-baru ini mencapai level terendah empat bulan.
Indeks acuan CSI 300 naik sebanyak 1,8 persen. Data menunjukkan aktivitas ekonomi China melemah pada April dari rekor ekspansi pada kuartal pertama. Menurut Zhang Gang, seorang ahli strategi dengan Central China Securities Co, itu meredakan kekhawatiran tentang pengetatan lebih lanjut dari kebijakan fiskal dan moneter.
Pemimpin tertinggi negara itu baru-baru ini menggambarkan pemulihan tidak seimbang dan tidak stabil, serta menjanjikan upaya lebih lanjut untuk mendorong rebound dalam permintaan domestik. Uang kertas China naik selama tiga minggu berturut-turut pada Jumat pekan lalu, jangka terpanjang sejak Januari, bahkan ketika imbal hasil Treasury telah naik.
Adapun faktor-faktor balik ketahanan tersebut termasuk likuiditas yang cukup dan arus masuk modal, yang meningkat pada April. Pada kondisi yang longgar dapat diuji dengan peningkatan penjualan utang pada Mei, janji PBOC untuk menjaga pasokan uang tunai dalam jumlah yang cukup telah meningkatkan kepercayaan.
“PBOC akan tetap mendukung likuiditas untuk memastikan pasokan obligasi pemerintah daerah dapat segera diserap, ketika inflasi tampaknya tidak menjadi perhatian utama bank sentral,” kata Frances Cheung, ahli strategi suku bunga di Oversea-Chinese Banking Corp.
Dia menambahkan Beijing akan segera meningkatkan suntikan dana jangka pendek. Adanya peningkatan yang diharapkan dalam penerbitan obligasi, lanjutnya, ada peluang untuk beberapa suntikan dana bersih jika dibutuhkan.
PBOC telah berupaya seminimal mungkin dalam operasi hariannya untuk mengelola likuiditas jangka pendek selama dua bulan terakhir. Bank sentral itu telah menyuntikkan 10 miliar yuan uang tunai setiap hari, tidak peduli berapa besar dana yang akan jatuh tempo, sejak awal Maret. Hal itu pertanda bahwa bank sentral China sejauh ini senang dengan volatilitas yang tenang di pasar uang.