REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memproyeksikan secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.560 dan 6.660.
“Sejauh ini tidak begitu banyak data perekonomian yang menekan pasar, namun kebijakan Donald Trump yang di luar dugaan akan menjadi batu sandungan bagi pergerakan pasar yang diharapkan dapat berjalan dengan baik pekan ini,” ujar Nico sebagaimana kajian Pilarmas Investindo Sekuritas di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Dari mancanegara, ia menjelaskan pejabat senior dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi, untuk membuka jalan bagi pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin mengenai penghentian perang secepatnya.
Dari AS, pelaku pasar fokus terhadap data Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Minutes pertemuan sebelumnya, yang akan dirilis pada 20 Februari 2025 dapat memberikan gambaran arah langkah The Fed selanjutnya.
Dari Eropa, pelaku pasar menantikan data Consumer Confidence, meskipun masih dalam area negatif.
Dari Asia, pelaku pasar berfokus terhadap data perekonomian Jepang, yang akan mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan akan tumbuh positif, serta data Industrial Production bulanan dan tahunan juga menjadi fokus utama, sejalan dengan Core Machine Orders.
Di sisi lain, bank Sentral Jepang berpotensi akan kembali menaikkan tingkat suku bunga mereka sebanyak 25 basis poin lagi pada semester I 2025.
Dari dalam negeri, data impor diproyeksikan masih akan menurun sedangkan ekspor naik, sehingga neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan masih akan positif.
Kemudian, akan ada pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19 Februari 2025, dengan proyeksi tingkat suku bunga tidak akan berubah di tengah volatilitas yang ada saat ini.
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencana penghematan anggaran negara yang akan dilakukan dalam tiga tahap dengan total mencapai Rp 750 triliun, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Dari total dana yang dihemat, yang setara dengan 44 miliar dolar AS, sekitar 24 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) bagi masyarakat.
Sementara itu, sisa dana sebesar 20 miliar dolar AS akan diserahkan kepada Badan Pengelola Investasi Danantara untuk dikelola sebagai investasi, yang akan diresmikan pada 24 Februari 2025.
“Kami menilai, jika Danantara dapat menghasilkan performa yang baik, maka hal ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global yang kami proyeksikan akan terjadi selama beberapa tahun nanti, sepanjang adanya perang dagang antara AS dan dunia,” tutur Nico.